DARA | CIANJUR – Harga komoditas gula pasir di sejumlah pasar tradisional maupun modern di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melonjak sejak beberapa pekan lalu.
Namun, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cianjur memastikan, saat ini persediaan gula pasir dan sejumlah komoditas lain masih aman.
Kepala Bidang Perdagangan pada Disperindag Kabupaten Cianjur, Nana Rukmana mengatakan, gula pasir hingga saat ini dijual seharga Rp 16 ribu-Rp 18 ribu per kilogram. Terjadi kenaikan dari harga semula yakni Rp 12 ribu per kilogram.
“Kalau dari hasil rapat dengan Pemprov Jabar beberapa waktu lalu, memang harga dari asosiasi pengusaha gula se-Jabar juga sudah naik. Bahkan, ada yang sudah tembus Rp 20 ribu per kilogram di daerah lain,” ujar Nana kepada wartawan, Minggu (15/3/2020).
Menurut dia, kenaikan harga itu disebabkan oleh persediaan yang semakin menipis dari para pemasok. Nana menjelaskan, pihak ritel pun mengaku persediaan sedang kosong, bukan karena terjadi penimbunan. Hal itu sedikit banyak dipengaruhi oleh terhambatnya proses impor akibat dampak dari kasus virus Corona.
Oleh karena itu, tidak banyak upaya yang bisa dilakukan selain menunggu pasokan kembali normal. Apalagi, Cianjur pun termasuk daerah yang mengandalkan pasokan gula pasir impor.
“Cianjur kan tidak punya pabrik gula, jadi mengandalkan impor. Kalau tidak, kita pakai alternatif persediaan dari Bandung,” katanya.
Akan tetapi, Nana meminta agar masyarakat tidak panik atas kenaikan harga yang terjadi. Pasalnya, dipastikan jika stok gula pasir di pasaran sampai dengan saat ini masih cukup aman dan tidak terjadi kelangkaan seperti di daerah lain.
Ia menambahkan, jika harga komoditas terus naik secara tidak wajar, maka dinas bersama Satgas Pangan setempat akan melakukan langkah lebih lanjut. Diantaranya melakukan sidak ataupun operasi pasar untuk menstabilkan kembali harga di pasaran.***
Editor: Muhammad Zein