DARA | BANDUNG — Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, meminta 1.075 pondok pesantren yang tergabung dalam program One Pesantren One Product (OPOP) membentuk forum yang akan mengikat seluruh anggotanya.
Selain bertujuan membangun jaringan bagi pesantren OPOP, Uu menilai forum tersebut juga bisa menjadi wadah untuk memberikan referensi produk bagi setiap pelaku OPOP.
“Biar anggota OPOP bisa terus bersinggungan dan membangun jaringan, maka saya minta dibentuk forum yang mengikat mereka agar anggota OPOP ini tidak dibentuk kemudian bubar,” ucap Uu, saat menghadiri Temu Bisnis II OPOP di Ballroom The Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Minggu (15/12/19).
Ia juga mengimbau Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jabar sebagai leading sector program OPOP menjadi koordinator pembentukan forum tersebut. Dalam forum itu, nanti terdapat ketua, anggota, hingga koordinator wilayah.
“Saya minta kepada Dinas KUK sebagai koordinator pembentukan forum ini,” ujarnya.
Selain itu, Uu menuturkan, ribuan anggota OPOP adalah aset pemerintah dan pesantren. Sehingga harus ada sinergitas atau kebersamaan antaranggota OPOP.
Uu berharap, 1.075 pesantren anggota OPOP bisa terus berkembang hingga mampu mengirim produknya ke luar negeri. “Selain untuk kemandirian ekonomi pesantren, tak menutup kemungkinan produk yang dihasilkan juga bisa di ekspor ke luar negeri.”
Program OPOP yang dibentuk PemprovJabar bertujuan mewujudkan pesantren yang mandiri secara ekonomi agar mampu bertahan lama sekaligus mengurangi gini rasio atau ketimpangan ekonomi antara kota dan desa karena mayoritas pesantren berada di pedesaan.
Berikutnya, program OPOP diharapkan dapat melahirkan pelaku usaha sukses yang berlatar belakang santri.
“Artinya OPOP adalah sebagai daya dorong pemerataan ekonomi di Jabar yang kini sudah harus melek bisnis dan teknologi,” tutur Uu.
1.075 pesantren se-Jabar anggota OPOP masih cukup kecil ketimbang total 10 ribu pesantren yang tercatat. Pemprov Jabar pun menargetkan seluruh pesantren di Jabar bisa menjadi anggota OPOP.
“Target kami dalam lima tahun, program OPOP ini menyentuh seluruh pesantren,” katanya.
Pesantren yang mengikuti program OPOP juga diberi pelatihan entrepreneurship, jaringan, hingga suntikan modal usaha. Pada 2020, Pemprov Jabar kembali membuka program tersebut. Sehingga, pondok pesantren se-Jabar yang belum bergabung bisa mendaftar.***
Editor: Ayi Kusmawan