Waketum MUI: Santri Harus Kaya Raya Agar Bisa Memberi, Bukan Menerima

Rabu, 31 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud (Foto: MUI)

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud (Foto: MUI)

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud berpesan kepada santri untuk menjadi kaya agar bisa memberi, bukan menerima.


DARA – Demikian disampaikan Kiai Marsudi dalam acara Negeri Sarung di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Sabtu (27/8/2022).

“Sarung itu selain untuk menutupi badan kata sebutan santrinya nutupi aurat, nutupi aurat artinya sarungan,” kata kiai Marsudi.

Kegiatan ini digelar oleh Masjid Ukhuwah Islamiyah (MUI UI) dan Jejaring Duniasantri, Makarta Art Center yang menggelar pameran seni dan budaya seputar dunia pesantren pada 22-27 Agustus 2022.

Kiai Marsudi menjelaskan bahwa santri selain menguasai ilmu agama, harus menguasai ilmu industri. Bahkan, harus bisa menguasai industri.

“Lalu bagaimana caranya ada hubungannya santri dengan industri, santri minimal ada industri sarung,” ujarnya, seperti dikutip dari laman resmi MUI, Rabu (31/8/2022).

Lebih lanjut, Kiai Marsudi menyampaikan, hal yang paling pertama dipelajari oleh santri yaitu memakai sarung baru dan diajari rukun Islam yang disitu ada industri.

“Sholat disuruh nutupi aurat butuh industri pakaian, butuh industri sarung, haji syaratnya istiho’ah palai pesawat, berarti santri dituntut mempelajari ilmunya Allah untuk menjadi wasilah berangkat haji mempelajari penerbangan, mempelajari teknologi dan IT,” tuturnya.

Kiai Marsudi berharap, santri bisa mandiri agar bisa bersaing dan menjadi santri yang kaya raya. Sehingga, lanjutnya, bisa memberi bukan meminta.

“Itu agar kita perintahnya suruh bayar zakat suruh shodaqoh. Itu artinya santri-santri bisa jadi orang kaya raya untuk bisa membayar zakat dan membayar shodaqou, bukan untuk nguber-nguber cari zakat dan cari shodaqoh,” ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Ekonomi Darul Uchwah ini menuturkan, memakai sarung adalah menutupi aurat dan orang yang kaya menutup auratnya dengan membayarkan zakat dan shodaqoh.

“Orang kalau sudah kaya auratnya harus ditutup. Orang kaya auratmya adalah harus membayar zakat dengan bayar zakat itu aurat tertutup. Itulah intinya ajaran menutup aurat pakai sarung,” katanya. (Sadam Al-Ghifari)

Editor: denkur

Berita Terkait

Begini Respons Gubernur Jabar Terkait Rudapaksa di RSHS Bandung
Hujan Air Mata di Prosesi Pemakaman Sang Legenda Titiek Puspa
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Apresiasi Program Rumah Subsidi untuk Wartawan
156 Barang Tertinggal di LRT Jabodebek, Penumpang Bisa Laporan ke Contak Center Ini
Simak Nih, Curhatan Gubernur Dedi Mulyadi kepada Presiden Prabowo
Pemudik di Wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta Bisa Periksakan Matanya Secara Gratis
Hewan Peliharaan dan Sepeda Motor Dominasi Layanan KAI Logistik Periode Arus Balik
PFI dan AJI Kecam Kekerasan terhadap Jurnalis oleh Ajudan Kapolri
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 12 April 2025 - 20:03 WIB

Begini Respons Gubernur Jabar Terkait Rudapaksa di RSHS Bandung

Jumat, 11 April 2025 - 21:24 WIB

Hujan Air Mata di Prosesi Pemakaman Sang Legenda Titiek Puspa

Rabu, 9 April 2025 - 02:40 WIB

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Apresiasi Program Rumah Subsidi untuk Wartawan

Selasa, 8 April 2025 - 12:38 WIB

156 Barang Tertinggal di LRT Jabodebek, Penumpang Bisa Laporan ke Contak Center Ini

Selasa, 8 April 2025 - 12:28 WIB

Simak Nih, Curhatan Gubernur Dedi Mulyadi kepada Presiden Prabowo

Berita Terbaru


 Bupati Bandung Dadang Supriatna melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Samsat Soreang, Jalan Gading Tutuka, Jumat (11/4/2025). (Foto: maji/dara)

BANDUNG UPDATE

Antrean di Samsat Soreang Membludak, Begini Keluhan Warga

Sabtu, 12 Apr 2025 - 14:24 WIB