Kursus intensif online atau bootcamp untuk mempelajari ragam kompetensi digital kini kian menarik perhatian banyak kalangan.
DARA | Namun, dibalik kesuksesan bootcamp, terdapat salah satu problem yang masih terus berlangsung.
Banyak murid (student) yang mendaftar bootcamp, namun tidak sedikit yang putus di tengah jalan. Mulai dari mengundurkan diri, cuti hingga tiba-tiba menghilang tanpa kabar.
Mengetahui fenomena tersebut, BINAR sebagai lembaga pendidikan non-formal yang dua kali berturut-turut mendapatkan penghargaan “The Most Promising EdTech in Southeast Asia” dari HolonIQ mencoba mencari tahu apa yang mendasarinya serta opsi solusi penyelesaiannya.
Tim Akademi BINAR melakukan berbagai inovasi untuk menyelesaikan problem student completion rate.
Mengambil studi kasus dari Studi Independen Kampus Merdeka Batch 2, BINAR melakukan riset berjudul “Research on Cognitive Load Student”. Cognitive Load atau kapasitas kognitif adalah asumsi yang mengatakan bahwa sistem kerja otak manusia memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses informasi dalam satu waktu (Sweller, 2011; Mayer, 2011).
Agar pembelajaran dapat terserap maksimal, maka metode belajar harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membebani kapasitas memori kerja otak manusia.
Tidak berhenti sampai itu saja, Tim BINAR juga melakukan riset lanjutan berjudul “Cognitive Load in Predicting Online Programming Students’ Completion Rate and Factors that Influence it”.
Riset ini kemudian diikutsertakan pada acara International Conference on Psychology and Interdisciplinary Behavioral Studies (ICP-IBS) yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Pancasila dan diikuti 19 negara dari Asia, Eropa, dan Afrika.
Temuan ini dipresentasikan oleh Kartika Yuniarti, Alfin Kurnia Bahari dan Filianti dari Academy Research and Development Binar, bersama dengan Bill Komansilan dari Waseda International Christian School, Tokyo, Jepang.
Alamanda Shantika, CEO BINAR menuturkan riset ini dibuat sebagai bentuk kontribusi BINAR untuk menciptakan talenta digital yang selangkah di depan.
“Riset yang dilakukan Tim BINAR ini merupakan yang pertama, terlebih pada studi kasus di Indonesia, sehingga temuannya dapat menginspirasi pelaksanaan kursus intensif online atau bootcamp, khususnya pada course bidang pemrograman agar didapati student completion rate yang tinggi,” ujar Alamanda.
“Riset ini merupakan sumbangsih BINAR pada bidang pendidikan khususnya untuk mencetak lebih banyak talenta digital. Temuan ini akan kami gunakan untuk terus memberikan yang terbaik kepada para student dan partner agar mereka bisa selangkah di depan untuk melakukan peningkatan digital, atau dalam membuat strategi transformasi digital (bagi client B2B dan B2G),” imbuhnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (20/2/2023).
Pada acara ICP-IBS 2022 tersebut terdapat 27 presenter yang turut berpartisipasi dan 432 partisipan yang berasal dari 19 negara (Indonesia, Philippines, Switzerland, Malaysia, Austria, United Kingdom, Pakistan, Taiwan, Ukraine, Thailand, Nigeria, India, Ethiopia, Afghanistan, Morocco, Iraq, Sierra Leone, Tanzania, dan Uganda).
BINAR yang diwakili oleh tim Academy R&D berhasil meraih kategori Best-Paper.
Bagaimana hasil riset yang dilakukan oleh tim BINAR tersebut?
Cognitive Load yang memiliki tiga dimensi yaitu Intrinsic Load, Extraneous Load, dan Germane Load, pada riset BINAR dijelaskan sebagai berikut:
Intrinsic Load
Beban kognitif intrinsik yang dialami students bermasalah lebih besar dibandingkan students yang tidak bermasalah
Faktor utamanya adalah kepadatan materi di slide presentasi pengajar
Extraneous Load
Beban kognitif asing yang dialami students bermasalah lebih besar dibandingkan students yang tidak bermasalah
Instruksi di slides dan instruksi tugas memiliki kontribusi yang kurang lebih sama terhadap fenomena ini. Sehingga kedepannya perlu ada improvement, seperti penggunaan bahasa dibuat lebih sederhana
Tetapi mungkin juga dikarenakan student tidak punya pengetahuan awal (prior knowledge)
Germane load
Mengontak Student Support merupakan hal pertama yang paling mungkin dilakukan saat student menghadapi kesulitan dalam pembelajaran.
Disamping mengontak Student Support, student juga berusaha memahami konteks pembelajaran serta meluangkan waktu untuk belajar mandiri.
Hal-hal yang Mempengaruhi Students’ Completion Rate di Bootcamp BINAR
Berdasarkan paparan data di atas, ternyata banyak hal yang menyebabkan student tiba-tiba menghilang. Alasan lainnya, seperti:
Student yang berasal dari luar Pulau Jawa kurang memahami istilah-istilah yang terlalu teknis maupun yang menggunakan bahasa Inggris, yang digunakan selama belajar.
Kendala jaringan internet menyebabkan student kesulitan mengikuti pembelajaran. Rekaman video yang diberikan tidak bisa secara optimal menggantikan proses belajar real-time, terutama sesi tanya-jawab.
Motivasi belajar yang keliru membuat student tidak memiliki persepsi utuh mengenai proses belajar, sehingga tidak dapat bertahan ketika menghadapi tantangan dalam belajar.
Standar konversi SKS yang tidak merata antar-Perguruan Tinggi membuat student memiliki beban dan tuntutan belajar yang berbeda-beda. Waktu pelaksanaan yang terlalu padat juga membuat student tidak memiliki waktu untuk mengerjakan tugas maupun mengejar ketertinggalan
Langkah Selanjutnya
Lembaga yang menyelenggarakan bootcamp pemrograman online harus mempertimbangkan cognitive load student dan desain pedagogis dalam pembelajaran untuk mengurangi student yang berisiko, selain mempromosikan self-regulation dan strategi metakognitif yang juga terbukti memoderasi efeknya. Selain itu, jenis kursus (apakah soft-tech atau hard-tech) dan prior knowledge merupakan faktor penentu signifikan yang mempengaruhi Extraneous Load yang juga harus diperhatikan.
Menyematkan elemen interaktivitas, analitik dan/atau gamifikasi berbasis AI serta memilih antarmuka yang ramah pengguna dengan hati-hati adalah solusi yang memungkinkan untuk menghindari Extraneous Load yang tinggi yang menghambat pembelajaran.
Melalui inovasi pembelajaran yang diciptakan secara serius oleh BINAR ini, semoga kedepannya BINAR semakin meluaskan dampaknya kepada banyak pihak!
Sekilas tentang BINAR
BINAR merupakan aplikasi belajar keahlian digital yang didirikan pada tahun 2017 oleh Alamanda Shantika bersama dua alumnus Gojek lainnya, yaitu Dita Aisyah dan Seto Lareno.
Sebagai pelopor di bidang keahlian digital, BINAR memberikan pengalaman belajar baru seperti Experiential Learning, Flipped Learning, Project/Problem Based Learning, Collaborative Learning.
Dengan demikian lulusannya dibekali kemampuan digital dan keahlian soft skill yang mencakup Kesadaran Sosial, Keberagaman, Sikap Inklusif, & Keadilan, Dapat Dipercaya dan Kolaborasi, yang sangat dibutuhkan di era sekarang.
BINAR memiliki tujuan untuk menghasilkan generasi talenta digital baru yang dapat menghadirkan inovasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
Melalui program pendidikannya yang beragam, yaitu BINAR Bootcamp, BINAR Insight, BINARGO, serta layanan talent placement (Job Connect), BINAR berupaya mendukung pertumbuhan karier lulusan SMA, mahasiswa, orang-orang yang ingin berganti karier (career shifter), dan para pekerja yang ingin meningkatkan kemampuan. Hingga Februari 2023 BINAR telah memiliki lebih dari 470.000 pengguna dan 10.000 alumni.
Editor: denkur