Banjir yang sering terjadi di daerah Rancaekek akibat drainase tidak berfungsi dengan baik. Juga karena daya serap air hujan tidak bisa menembus tanah hingga akhirnya air tumpah ke jalan.
DARA | BANDUNG – Begitu dikatakan Ketua Dewan Daerah Walhi Jabar, Dedi Kurniawan menyoroti soal seringnya Rancaekek, terutama di sekitar PT Kahatex, banjir.
Menurutnya, jalan itu berada di kawasan industri. Ada Kahatex, Kwaran dan termasuk Cola-Cola.
“Terkait banjir Cileunyi, diduga solokan itu jadi pembuangan limbah. Indusrti biasanya membuang limbah saat musim hujan dan malam hari,” ujarnya, Rabu (5/2/2020).
Dedi Kurniawan juga mengatakan, banjir berbau itu boleh jadi berasal dari limbah pabrik yang sengaja dibuang saat hujan agar baunya tidak menyengat. Meski akhir masih tercium juga.
“Saya melihat begini, Kahatex meski punya IPAL tapi berfungsi atau tidak. Mungkin difungsikan. Tapi saat hujan boleh jadi tidak difungsikan karena kosnya sangat mahal,” tegasnya.***
Wartawan: Ardian Resco | Editor: denkur