Wali Kota Bandung Oded M Danial menilai masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan di kewilayahan. Diantaranya, program Kang Pisman (Kurangi Pisahkan, dan Manfaatkan sampah), stunting, dan open defecation free (ODF). Maka itu, dia meminta aparat kewilayahan fokus terhadap tiga hal tersebut.
DARA | BANDUNG – “Masih banyak PR di kewilayahan. Sekcam (sekretaris camat) jangan hanya diam saja di meja. Turun ke lapangan, bimbing masyarakat juga untuk laksanakan program-program itu,” tegasnya, di Pendopo Kota Bandung, Selasa (20/10/2020).
Menurutnya, tiga hal tersebut menjadi indikator Kota Bandung yang berperadaban. Kang Pisman dan ODF bisa membuat lingkungan menjadi lebih baik. Sedangkan stunting ini terkait pertumbuhan dan potensi masyarakat.
“Dengan Kang Pisman, selain menyelesaikan sampah, bahkan ada output nilai ekonominya juga. Jangan sampai masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Apalagi sampai ada kursi bekas di selokan, akhirnya mampet lalu banjir, kan jadi persoalan,” katanya.
Persoalan sampah, diutarakan Oded, harus diselesaikan bersama. Dia menerangkan, banyak cara untuk menuntaskan masalah sampah organik. Oded mencontohkan, pengolahan sampah organik ada berbagai metode. Organic Tower Garden (OTG), dinilai dirinya, merupakan metode yang paling mudah dan sederhana.
“Cara menyelesaikan sampah organik bermacam-macam. Biarkan masyarakat yang memilih. Tapi yang mudah dan sederhana bisa dilakukan di tiap rumah itu OTG,” tuturnya.
Dia pun berharap, jika OTG bisa masif dilakukan di tiap rumah, persoalan sampah di Kota Bandung lebih cepat teratasi. Terlebih Tempat Pembuangan Akhir Sarimukti yang akan ditutup.
“Kalau sampah Kota Bandung, 50 persennya sampah organik, dan itu bisa diselesaikan dengan OTG akan sangat bermanfaat. Saya kira harus ada percepatan. Edukasinya bisa dari Dispangtan (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian), lalu dibuat di masing-masing kelurahan,” pungkasnya.***
Editor: denkur