Harga kebutuhan pokok masyarakat Kota Bandung terpantau relatif terjangkau. Begitupun dalam persediaannya, aman hingga akhir tahun ini. Untuk menjaga stabilitas harga dan persediaan,inilah imbauan Wali Kota Bandung …
DARA | BANDUNG – Wali Kota Bandung, Jawa Barat, Oded M. Danial, mengimbau pemasok barang kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) jangan memainkan harga.
“Imbauan kepada pemasok jangan sekali-kali memainkan harga. Harus wajar dan normal saja kalau mengambil keuntungan,” katanya, saat memantau harga dan stok pangan di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, kemarin.
Imbauan juga ia sampaikan kepada masyarakat supaya hidup sederhana serta mengonsumsi makanan dengan wajar dan sesuai kebutuhan. “Hidup sederhana itu lebih mulia daripada kemewahan.”
Dari hasil pantauan, stok dan harga kepokmas di Kota Bandung relatif stabil. Dari sisi suplai, masih aman hingga akhir tahun ini.
Sedangkan dari sisi harga. Lanjut dia, juga masih relatif stabil. Sementara komoditas yang antara lain telur, dari Rp24 ribu menjadi Rp26.500.
Namun masih batas toleransi. “Mudah-mudahan tidak naik,” ujar Oded didampingi pejabat Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan), Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin), Satgas Pangan, dan PD Pasar.
Saat pemantauan, Oded sempat berdialog dengan beberapa pedagang sayuran, daging, dan kebutuhan pokok lainnya. “Ini masih aman saja. Nanti kita lihat ke depan perkembangannya. Kalau melonjak kita siapkan langkah-langkah mengatasinya.”
Kepala Dispangtan, Gin Gin Ginanjar, memastikan, harga dan stok pangan di Kota Bandung relatif aman. “Dari pasokan sampai harga itu stabil. Walaupun naik turun masih relatif aman.”
Menurut Gin Gin, kenaikan harga cukup tinggi hanya terjadi pada telur ayam yang naik dari Rp24 ribu/kg menjadi Rp27 ribu/kg. Itu masih wajar.
“Namun tidak semua komoditas melonjak. Jadi tidak terlalu khawatir. Antara pasokan dengan permintaan masih normal. Semoga bertahan hingga akhir tahun,” ujarnya.
Jika terjadi lonjakan harga, lanjut Gin Gin, ada Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) dan SKPD terkait. “Mekanisme itu sudah biasa. Kalau ada lonjakan harga, Bulog juga akan melaksanakan operasi pasar.”***
Editir: Ayi Kusmawan