DARA | BANDUNG — Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, menyatakan Pemkot siap menyampaikan aspirasi para buruh kota ini, tentang rencana revisi Undang-Undang 13/ 2003 tentang Ketenagakerjaan, kepada pemerintah pusat.
Oded menerima aspirasi tersebut langsung dari perwakilan sembilan serikat buruh yang tergabung dalam Forum Komunikasi Serikat Pekerja dan Serikat Buruh Kota Bandung. “Pertama, saya ingin Kota Bandung selalu berada di jalur aturan yang berlaku. Kedua, inilah saya ingin berupaya adanya keadilan,” kata dia, di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, kemarin.
Ia mengapresiasi langkah serikat buruh di Kota Bandung yang memilih bertemu langsung menyampaikan aspirasinya kepada dia. Oded menilai, hal itu menjadi jalan paling efektif untuk membangun komunikasi yang baik.
“Kita sangat terbuka, karena kita tidak punya kepentingan. Justru saya sangat mengapresiasi temen-temen buruh. Jadi saya harapkan pola komunikasi ini harus dipertahankan untuk mempermudah koordinasi,” ujarnya, seraya menambahkan, beragam kebijakan lokal untuk membantu para buruh sudah ia siapkan. Salah satunya tarif bus Trans Metro Bandung khusus buruh seharga Rp1 di empat koridor.
Dalam pertemuan tersebut, Oded langsung meminta Kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung agar menjalin koordinasi lebih intensif dengan serikat buruh. “Coba inovasi lainnya di samping yang sudah ada. Sekarang tolong dibuat lagi inovasi buat temen- temen buruh. Kita buat program program lokal untuk kesejahteraan buruh.”
Sementara itu, Ketua Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 1992, Hermawan, mengaku senang karena Pemkot Bandung melalui bisa merespon cepat aspirasi para buruh. Hal ini menjadi sinergi yang baik dalam rangka menunjang visi Bandung Sejahtera seperti yang diusung oleh Oded M Danial dan Yana Mulyana.
“Kami harapkan agar bersama-sama menjaga kondisi di Kota Bandung, karena Pemkot Bandung ini sangat responsif. Kami ucapkan terima kasih atas hal yang sudah dilakukan bersama kami,” katanya.
Hermawan juga siap berkolaborasi dengan Pemkot Bandung untuk mencari inovasi lainnya dalam hal pembuatan program kebijakan lokal guna menopang kesejahteraan bagi buruh. “Sekarang bis buruh sudah beralih ke Rp 1, dulu satu koridor sekarang empat koridor. Ini ada peningkatan. Sekali lagi ini sangat membantu kondisi-kondisi pengeluaran buruh di Kota Bandung.”***
Editor: Ayi Kusmawan