Warga binaan Lapas Garut digembleng keagamaan. Diharapkan bermanfaat ketika mereka menghirup udara segar.
DARA | Program pesantren di Lapas ini, terselenggara berkat kerjasama Lapas Garut dengan kementerian agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Penandatanganan kerjasama berlangsung di Aula Lapas Kelas IIB Garut, Kamis (30/11/2023).
Para warga binaan akan digembleng di pondok pesantren Taubatul Mudznibin Lapas Garut.
Kepala Lapas Garut, Rusdedy, mengatakan program ini bertujuan agar para warga binaan memiliki kemampuan agama Islam yang lebih baik, sehingga bermanfaat setelah kembalinya ke masyarakat.
“Diharapkan warga binaan dari minus bisa menjadi plus,” ujar Kalapas.
Menurutnya, belajar agama bagi warga binaan itu berlangsung seperti halnya dilakukan di pondok pesantren pada umumnya, mulai dari bangun pagi, kemudian pengajian, belajar kitab, dan sebagainya tentang ajaran agama Islam.
“Nanti dari enggak bisa menjadi bisa baca Alquran, dari enggak bisa salat, enggak bisa imam, bisa salat, bisa imam, dan paham melaksanakan ajaran-ajaran agamanya,” ujarnya.
Kalapas menuturkan, dari 653 warga binaan, sudah 80 orang yang menyatakan siap fokus mengikuti segala aturan yang diberlakukan di Pondok Pesantren Taubatul Mudznibin Lapas Garut.
Editor: denkur