Warga Cianjur Mempertanyakan Mahalnya Biaya Rapid Test Mandiri

Jumat, 10 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: CNNIndonesia

Ilustrasi: CNNIndonesia

Masyarakat Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mempertanyakan mahalnya biaya pemeriksaan rapid test antibodi virus Corona atau Covid-19 di wilayah itu, yakni berkisar Rp250 ribu.


DARA | CIANJUR – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan batasan tarif tertinggi untuk pemeriksaan rapid test sebesar Rp 150 ribu.

Melalui surat edaran kemenkes tentang batasan tarif tertinggi pemeriksaan rapid test antibodi 6 Juli 2020, diketahui bahwa besaran tarif tertinggi itu berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan rapid test antibodi atas permintaan sendiri di fasilitas pelayanan kesehatan.

Yayah (40) seorang warga Kelurahan Muka, Cianjur mengaku harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya pemeriksaan rapid test di salah satu fasilitas kesehatan milik pemerintah.

Selain harus membayar biaya rapid test sebesar Rp250 ribu, lanjut Yayah, dirinya juga dikenakan biaya pendaftaran sebesar Rp10 ribu dan biaya surat keterangan sehat sebesar Rp15 ribu.

“Saat itu untuk keperluan, putra saya kembali ke perantauan. Totalnya sebesar Rp275 ribu. Ya tak tahu, kenapa menjadi lebih mahal dibandingkan dengan ditetapkan oleh Kemenkes,” kata Yayah, kepada wartawan, Jumat (10/7/2020).

Wawan (40), warga lainnya mengaku harus membayar lebih mahal hingga mencapai Rp450 ribu untuk biaya pemeriksaan rapid test di salah satu apotek ternama.

“Karena dapat rekomendasi dari beberapa rekan, di apotek tersebut. Tapi justru, harganya lebih mahal berkisar Rp450 ribu dan itu pun untuk surat keterangan saya masih harus ke fasilitas kesehatan milik pemerintah,” jelas Wawan.

Sementara itu, Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Cianjur, dr Yusman Faisal, membenarkan lebih mahalnya biaya pemeriksaan rapid test di wilayah itu.

Kondisi itu jelas Yusman, karena lebih mahalnya biaya pengadaan alat rapid test yang digunakan disetiap fasilitas kesehatan milik pemerintah di Kabupaten Cianjur.

“Di fasilitas kesehatan tingkat kecamatan, biayanya mencapai Rp250 ribu untuk rapid test. Kondisi ini, karena biaya pengadaan rapid test lebih mahal. Sebelum adanya surat edaran dari kemenkes. Jika kita menyesuaikan harga dengan surat edaran itu, tentunya tidak akan tertutup,” jelas Yusman.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Amilin Zakat Fitrah DKM Binaul Makmur Desa Banyusari Tunaikan Amanah
Menghapus Jenuh Saat Mudik Lebaran, Daop 2 Bandung Sediakan Arena Bermain Anak
PT KAI Daop 2 Bandung Berangkatkan 17.893 Orang, Pucak Mudik Sudah Terlewati
Simak Nih, Pesan Bupati Bandung buat Warganya Yang Mudik Lebaran
Jangan Kirim Parsel ke Gubernur Jabar, Ini Alasannya
Sambut Idulfitri, Festival Dulag Istimewa Berlangsung di Gedung Pakuan
Kang Demul Bakal Ngantor di Daerah, Ini Sebutan Kantor Gubernur Jabar di 5 Wilayah
DPRD Kabupaten Sukabumi Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1446 H
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 30 Maret 2025 - 22:21 WIB

Amilin Zakat Fitrah DKM Binaul Makmur Desa Banyusari Tunaikan Amanah

Minggu, 30 Maret 2025 - 21:54 WIB

Menghapus Jenuh Saat Mudik Lebaran, Daop 2 Bandung Sediakan Arena Bermain Anak

Minggu, 30 Maret 2025 - 21:33 WIB

PT KAI Daop 2 Bandung Berangkatkan 17.893 Orang, Pucak Mudik Sudah Terlewati

Minggu, 30 Maret 2025 - 20:17 WIB

Jangan Kirim Parsel ke Gubernur Jabar, Ini Alasannya

Minggu, 30 Maret 2025 - 20:11 WIB

Sambut Idulfitri, Festival Dulag Istimewa Berlangsung di Gedung Pakuan

Berita Terbaru