DARA | CIANJUR — Warga Desa Cimanggu, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami krisis air bersih. Mereka terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus.
Kondisi itu sudah mereka alami sekitar satu bulan terakhir. “Sudah satu bulan terakhir, kita memanfaatkan aliran Leuwi Jambrong untuk mendapatkan air bersih. Mau bagaimana lagi, terpaksa mandi dan nyuci di sini (sungai) karena sumur tidak ada airnya, kering,” kata Holisoh (55), warga Kampung Pesanggrahan, kepada wartawan, Selasa (2/7/2019).
Untuk menjangkau sungai tersebut, warga terjauh harus menempuh jarak sekitar 3 kilometer dan terdekat 1,5 kilometer. “Sehari bisa dapat 12 ember. Pagi hari enam ember dan sore enam ember, untuk persediaan malam hingga besok pagi,” sahut Atikah (55), warga Kampung Legok.
Senada, Mina Nurhayati (30) mengaku sudah sebulan lebih sumur di rumahnya kering. Ia pun terpaksa menggunakan air sungai untuk kebutuhan mandi, masak, dan mencuci.
Namun, kadang ia terpaksa harus membeli air galon jika kondisi air sungai keruh. Dalam sehari, ia membeli empat galon air bersih untuk kebutuhan mandi dan memasak.
“Untuk satu galon air isi ulang harganya Rp7 ribu berikut ongkosnya. Tapi kalau sedang tidak punya uang yah terpaksa kembali pakai air sungai,” ucapnya.
Jaji Rusmendi (65), Ketua RW 02, Desa Cimanggu, menuturkan, kesulitan warganya untuk mendapatkan kebutuhan air bersih sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir. Selain karena kemarau, lanjut dia, kekeringan juga imbas dari jebolnya bendungan irigasi Cikondang.
“Sumur, kolam dan empang sekarang sudah tidak ada airnya,” kata Jaji.
Jaji berharap ada bantuan air bersih dari pemerintah dan para pihak terkait untuk meringankan beban warganya yang tengah mengalami krisis air tersebut. “Kasihan, mereka harus bolak-balik ambil air ke sungai,” ujar dia.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan