DARA | BANDUNG – Guncangan gempa yang terjadi beberapa detik, Senin (21/1/2019), pukul 10.53 WIB, cukup mengejutkan warga Pangalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Warga mengaku sedikit panik meski guncangan yang berlangsung sekitar 5 detik pada sekitar detik itu tak menimbulkan kerusakan bangunan.
Bagi warga Kecamatan Pangalengan, gempu mempunyai trauma tersendiri. Agi Riana Prasta (34), misalanya yang menuturkan guncangan gempa terjadi sekitar 5 detik itu membuat dirinya panik. Dia masih mengaku trauma atas gempa yang sempat memorak-porandakan wilayah Pangalengan pada 2009 silam.
Ia merasakan gempa itu hanya sebentar dan tidak terlalu kencang. “Tapi, tetap saja panik mah. Khawatir seperti kejadian 2009 lalu,” katanya, seperti dilansir galamedia.com.
Informasi dari Badan Meteorologi Klimatyologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bumi tektonik yang mengguncang kawasan Pangalengan itu berkekuatan M 3.0 dengan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7.24 LS dan 107.55 BT. Tepatnya berlokasi di darat pada jarak 14 kilometer arah baratdaya Kabupaten Bandung dengan kedalaman 1 kilometer.
Dikutip dari laman Galamedia.com, saat guncangan gempa terjadi beberapa orang yang berada di dalam ruangan sempat berhamburan keluar rumah mereka menuju tempat terbuka. Namun, beberapa warga yang saat itu sedang berada di luar ruangan, mengaku tidak merasakan guncangan terjadi.
“Saya kira ada apa orang-orang pada keluar rumahnya, ternyata ada gempa ya? Saya mah tidak merasakan ada gempa,” ujar seorang warga, Hari (41).
Sementara itu, melalui keterangan resminya Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Selatan Joko Siswanto menjelaskan, guncangan gempa bumi ini dilaporkan dirasakan di daerah Pangalengan II MMI. Gempa bumi ini terjadi akibat aktivitas sesar lokal di wilayah tersebut.
Joko menambahkan, dari guncangan gempabumi ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan. “Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi itu. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami. Jika memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi ini merupakan gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.”
Petugas Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Anggi Gunawan, menegaskan pihaknya belum menerima laporan kerusakan infrastruktur akibat gempabumi yang dirasakan di Pangalengan itu. Saat ini BPBD Kabupaten Bandung terus melakukan pemutakhiran data.
“Kami belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa yang terjadi itu. Kami melakukan assessment di lapangan, Alhamdulillah aman,” katanya.***