DARA | CIANJUR – Warga mempersoalkan pembangunan trotoar di sejumlah ruas jalan dalam kota Cianjur, Jawa Barat dipersoalkan. Pembangunan perluasan trotoar dan saluran drainase itu mengorbankan sebagian badan jalan.
Arifin (45), seorang warga menilai, Pemkab Cianjur asal-asalan dalam melakukan pembangunan infrastruktur di wilayah itu, khususnya trotoar. Kondisi jalan yang ada saat ini saja, menurut dia, ruas jalan di dalam kota sudah sangat macet.
Sejumlah ruas jalan yang sedang dilakukan pembangunan trotoar dan drainase, di antaranya ruas Jalan Oto Iskandardinata, dan Jalan Siliwangi.
“Apalagi sekarang badan jalan dikurangi untuk trotoar dan drainase, pastinya kemacetan tak akan bisa dihindari,” kata Arifin, kepada wartawan, Selasa (10/9/2019).
Menurut dia juga, seharusnya Pemkab Cianjur dapat berkaca dari pembangunan trotoar sebelumnya yang juga sama harus mengurangi lebar badan jalan di dalam kota. “Apa yang terjadi, kemacetan kan. Untuk persoalan drainase pun, masih tak terselesaikan masih saja sejumlah ruas jalan tergenang air saat turun hujan,” ujarnya.
Warga lainnya, Diah Marliah (38), juga mengungkapkan hal serupa. Ia meminta pengerjaan pembangunan trotoar di ruas jalan dalam kota Cianjur lebih memperhatikan keselamatan baik pengguna jalan maupun pekerja proyek itu, karena.
Selain tidak ada rambu-rambu pengerjaan proyek, lanjut dia, sejumlah material bekas galian dan barang-barang proyek pun berserakan hingga ke badan jalan. “Material bekas galian memenuhi badan jalan dan barang-barang proyek pun dibiarkan memenuhi badan jalan. Ini jelas membahayakan pengendara, terutama sepeda motor,” kata Diah.
Sementara, Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, membantah proyek pembangunan trotoar dan pembuatan drainase itu menggunakan badan jalan. “Trotoar di Cianjur sudah pada rusak, dan harus segera diperbaiki untuk kenyamanan pejalan kaki. Gak ada pengecilan badan jalan.Itu hanya untuk drainase saja,” ujar Herman.
Selain itu, Herman juga menjelaskan, untuk penebangan sejumlah pohon yang ada di kiri kanan jalan yang terdampak proyek itu sudah sesuai aturan. “Terkait pohon sudah banyak yang tua dan keropos, sehingga banyak mengganggu drainase. Rencananya kita akan kembali ganti dengan pohon flamboyan,” katanya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan