Warga Setu Gede Tolak Pembangunan Laboratorium Sutra Alam Indonesia

Selasa, 29 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ILUSTRASI. Foto: kupasmerdeka.com

ILUSTRASI. Foto: kupasmerdeka.com

Warga Setu Gede menolak pembangunan  laboratorium Sutra Alam Indonesia. Lahan yang akan digunakan untuk pembanguna tersebut merpakan sarana olahraga warga dan diklaim tanah tersebut hak milik warga. Klaim yang sama juga dilontarkan pihak yang akan membangun.

 

DARA | BOGOR – Warga Jalan Cifor, Bubulak, Kelurahan Setu Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (29/10/2019), menolak pembangunan laboratorium Sitra Alam Indonesia. Rencananya gedung laboratorium itu dibangun oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, di Lapangan Sepak Bola Kuntum Setu Gede.

Penolakan terutam datang dari warga penggemar sepak bola. Warga mengklaim, lapangan tersebut sudah ada ratusan tahun lalu yang mereka gunakan untuk berolahraga.

Selain itu, warga Setu Gede, Roni, mengaku memeiliki surat atas tanah itu. Karena itu, mereka meminta pihak terkait membatalkan pembangunan tersebut.

“Jika tetap akan membangunnya, warga meminta lahan pengganti lapangan,” katanya, ditemui seusai mediasi antara warga Setu Gede dengan pihak yang berencana membangun laboratorium tersebut, di Setu Gede, Selasa (29/10/2019)..

Ia juga mengaku sebagai ahli waris atas tanaha yang tercat dalam surat tanah seluas 145 ribu meter persegi itu. Namun bukan luas tanah tersebut yang ia persoalkan, melainkan  luas lahan lapangan bola yang rencananya akan dibangun itu seluas 1 hektar lebih.

“Tuntutan warga inginnya lapangan sepakbola tetap berada disana pak. Kalau pun mau dialihkan tetap berada di wilayah Situ Gede,” kata Roni

Sementara perwakilan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementrian LHK RI, Subarudi, menuturkan, audiensi hari ini sebagai upaya mediasi dengan warga. Ia tahu, masyarakat sudah lama menggunakan lapangan tersebut.

Tapi pihaknya juga mengklaim memiliki sertifikat atas tanah tersebut.  “Mereka juga punya eigendom, tapi saya tahu eigendom tahun 1967. Itu saya baca, Pak Ukar itu telah melepaskan dan menerima uang, Ujar Subardi.

Menurut dia, ada saksi hidupnya dulu, malahpihaknya telah beli lahan tersebut seluas 60 hektar, yang ada sekarang 57 hektar. “Saya tawarkan ke mereka mau gak kita tetap bangun. Tapi masyarakat bisa tetap main bola dengan syarat jangan menebang pohon.” Katanya.

Tapi, menurut Subardi, warga beralasan antara lain jauh. “Masyarakat menerimanya lain. lah wong lahan lahan saya kok yang punya sertifikatnya juga negara. Jadi persoalan hukum antara surat sertifikat dan eigendom diselesaikan di BPN,” ujar  Subarudi yang juga peneliti tersebut.

Ditempat yang sama, Ketua LSM Pemerhati Pembangunan dan Lingkungan Hidup Indonesia (PPLHI), Muhamad Nurman, yang juga warga setempat pun meminta, pembangunan itu tidak mengabaikan permintaan warga sekitar. Sarana dan prasarana olahraga untuk bermain sepak bola selama ini akan tergerus jika pembangunan dilaksanakan.

“Bila tidak ditemukan solusi yang diharapkan warga, maka warga dimediasi PPLHI akan melayangkan surat ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI,” katanya.***

Wartawan: Edwin Suwandana | Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi
Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak
Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024
Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar
Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen
Kunjungi Korban Bencana di Sukabumi, Menteri Lingkungan Hidup Bilang Banyak yang Harus Dilakukan untuk Mengantisipasi Bencana
Kota Sukabumi Tuan Rumah Pekan Kebudayaan Daerah Jawa Barat
BPBD Jabar Lanjutkan Masa Darurat Bencana Sukabumi, 12.651 Warga Masih Mengungsi
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 16 Desember 2024 - 16:27 WIB

Komunitas Doubel Cabin Indonesia Beri Bantuan untuk Korban Bencana di Sukabumi

Senin, 16 Desember 2024 - 11:52 WIB

Banjir Rob Subang Merendam Empat Desa, Bey Temui Warga Terdampak

Senin, 16 Desember 2024 - 11:03 WIB

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Desember 2024 - 10:52 WIB

Juara Mojang Jajaka, Benny Bachtiar: Mereka Jadi Duta Pariwisata dan Budaya Jabar

Minggu, 15 Desember 2024 - 22:18 WIB

Ini Skema dan Cara Menghitung Pajak Kendaraan Setelah Ada Aturan Opsen

Berita Terbaru

Kepala Dimas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) KBB, Panji Hernawan

BANDUNG UPDATE

Nataru, Wisatawan Bandung Barat Diprediksi Naik Sekitar 15 Persen

Senin, 16 Des 2024 - 16:16 WIB