Waspada! Badai Matahari Muncul Awal Oktober Ini

Jumat, 4 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: Liputan6.com/NASA's Goddard Space Flight Center/Genna Duberstein)

Ilustrasi (Foto: Liputan6.com/NASA's Goddard Space Flight Center/Genna Duberstein)

Fenomena badai Matahari terkuat muncul awal Oktober 2024.

DARA | Badai ini digadang-gadang sebagai yang terkuat, bahkan lebih kuat dari tahun 2017 silam.

NASA atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat melaporkan bahwa pada Kamis (3/10), Matahari melepaskan suar X9.05 yang memancarkan radiasi energi tinggi.

‘X’ menunjukkan kategori intensitas tertinggi dan angka menentukan kekuatannya. Letusan suar itu mencapai puncaknya pada pukul 08.18 ET (19.18 WIB).

Dikutip dari CNNIndonesia melansir Space, semburan Matahari kali ini memecahkan rekor sebagai yang terkuat dalam siklus Matahari sejauh ini. Bahkan, ini merupakan suar Matahari terkuat selama lebih dari tujuh tahun terakhir.

Badai Matahari itu memicu pemadaman radio gelombang pendek di wilayah Afrika dan Eropa, bagian Bumi yang disinari Matahari saat semburan suar terjadi.

Suar Matahari berasal dari kelompok bintik matahari AR3842.

Pada tanggal 1 Oktober, wilayah bintik Matahari yang sama menembakkan suar matahari X7.1 dan melepaskan lontaran massa korona (CME) yang saat ini melesat ke arah Bumi.

CME yang masuk tersebut diperkirakan akan menghantam Bumi antara tanggal 3 Oktober dan 5 Oktober, dan kemungkinan memicu terjadinya aurora.

Masih dikutip dari CNNIndonesia, Jumat (4/10/2024), fenomena Badai Matahari biasanya akan diikuti dengan kemunculan aurora di sejumlah wilayah di Bumi. Pasalnya, CME dapat memicu badai geomagnetik, yang pada akhirnya bisa menghasilkan tampilan aurora.

CEM adalah pelepasan plasma dan medan magnet dari Matahari.

CME membawa partikel bermuatan listrik atau ion.

Ketika bertabrakan dengan magnetosfer Bumi, ion-ion tersebut dapat memicu badai geomagnet. Selama badai ini, ion-ion berinteraksi dengan gas-gas di atmosfer Bumi, melepaskan energi dalam bentuk cahaya.

Fenomena ini dikenal sebagai cahaya utara, atau aurora borealis, di Belahan Bumi Utara, dan sebagai cahaya selatan, atau aurora australis, di Belahan Bumi Selatan.

Sara Housseal, ahli meteorologi, mengatakan bahwa aurora diperkirakan akan muncul antara Sabtu (5/10) atau Minggu (6/10), beberapa hari setelah Badai Matahari.***

Editor: denkur

Berita Terkait

BPKH Limited Luncurkan 14 Varian Bumbu Kampoeng untuk Konsumsi Jemaah Haji dan Umrah
Pemprov Jabar Insisiasi Komitmen dan Aksi Bandung Raya Kurangi Sampah ke TPPAS Sarimukti
Kasus Dugaan Korupsi RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tetapkan Tiga Pejabat Jadi Tersangka
Mantan Menkeu Bambang Brodjonegoro: Dukung Penguatan kelembagaan BPKH untuk Optimalkan Investasi Dana Haji
Ahmad Muzani Jadi Ketua MPR Periode 2024-2029, Berikut Daftar 8 Wakilnya
Malam Ini, Persib Mengincar Kemenangan di Negeri Cina
Kenapa Google Doodle Hari Ini Tampilkan Seniman A.T Mahmud, Ini Jawabannya
Kemampuan Beradaptasi Soft Skill yang Wajib Dimiliki Humas
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 4 Oktober 2024 - 12:03 WIB

BPKH Limited Luncurkan 14 Varian Bumbu Kampoeng untuk Konsumsi Jemaah Haji dan Umrah

Jumat, 4 Oktober 2024 - 11:25 WIB

Waspada! Badai Matahari Muncul Awal Oktober Ini

Jumat, 4 Oktober 2024 - 11:07 WIB

Pemprov Jabar Insisiasi Komitmen dan Aksi Bandung Raya Kurangi Sampah ke TPPAS Sarimukti

Kamis, 3 Oktober 2024 - 17:06 WIB

Kasus Dugaan Korupsi RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tetapkan Tiga Pejabat Jadi Tersangka

Kamis, 3 Oktober 2024 - 13:40 WIB

Mantan Menkeu Bambang Brodjonegoro: Dukung Penguatan kelembagaan BPKH untuk Optimalkan Investasi Dana Haji

Berita Terbaru

Ilustrasi (Foto: Liputan6.com/NASA's Goddard Space Flight Center/Genna Duberstein)

HEADLINE

Waspada! Badai Matahari Muncul Awal Oktober Ini

Jumat, 4 Okt 2024 - 11:25 WIB