DARA | Kolam bola adalah salah satu wahana bermain favorit untuk anak-anak yang cukup mudah dijumpai di mal. Berisikan banyak sekali bola plastik berwarna-warni, anak-anak yang bermain di situ bisa bermain dengan gembira sambil “menenggelamkan” diri dalam kolam bola. Namun siapa sangka, selain membawa kegembiraan untuk anak-anak, kolam bola juga ternyata dapat menjadi sumber penyakit.
Sumber bakteri
Hal tersebut diteliti dalam sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal of Infection Control. Para peneliti mengoleksi 9-15 bola dari kedalaman kolam bola yang berbeda. Hasilnya, mereka menemukan kolonisasi bakteri yang di dalamnya terdapat 8 bakteri dan 1 jamur yang bisa menyebabkan penyakit.
Bahkan, setelah diteliti lebih lanjut, kolam bola yang menjadi sampel penelitian mereka itu memiliki 31 spesies bakteri berbeda dan 1 jamur. Spesifiknya, ada bakteri Enterococcus faecalis penyebab infeksi saluran kencing dan meningitis), Staphylococcus hominispenyebab infeksi darah dan sepsis, Streptococcus oralis penyebab endokarditis, dan Acinetobacter Imofii penyebab pneumonia, infeksi kulit, dan meningitis lagi.
Ancaman meningitis
Meningitis sendiri merupakan peradangan yang terjadi pada selaput tipis yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur, hingga parasit dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini. Namun, menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, bakterilah yang paling sering menularkan meningitis.
Penyakit mematikan ini juga lebih sering menjangkiti anak-anak ketimbang orang dewasa karena sistem pertahanan tubuh anak belum sekuat orang dewasa. Infeksi pun akan mudah menyebar apabila Anda berada di komunitas besar. Semakin padat jumlah populasi di suatu wilayah, semakin mudah pula penularan mikroorganisme tersebut.
Kaitkanlah dengan kolam bola yang menjadi wahana bermain bagi banyak anak. Mereka datang dari berbagai wilayah dengan kondisi kesehatan dan kebersihan yang berbeda lalu berkumpul di dalam kolam bola yang sama. Tidak seperti kolam renang yang mengandung kaporit, kolam bola tidak memberi proteksi apa pun untuk mencegah berkembangnya bakteri dan kuman.
Belum lagi bila tidak ada larangan keras dari tempat bermain itu untuk tidak membawa makanan ke dalam bola. Bisa-bisa dasar dari kolam tersebut sebenarnya sudah dipenuhi oleh sisa makanan yang membusuk/mengering dan banyak serangga!
Pada dasarnya, alasan bakteri-bakteri berbahaya itu bisa berkumpul di kolam bola tersebut adalah para petugas tempat bermain yang jarang membersihkan kolam bola. Disinyalir, mereka hanya membersihkan sesekali dalam beberapa hari dan bahkan beberapa minggu! Tentu saja frekuensi pembersihan dengan intensitas bermain itu tidak seimbang sehingga memberi kesempatan bagi kuman untuk berkembang di kolam bola.
Penyakit flu dan gangguan pencernaan, khususnya diare, juga mengintai anak-anak yang gemar bermain di kolam bola umum. Bila Anda memiliki anak yang memang imunitas tubuhnya kurang baik (sering sakit), akan jauh lebih aman bila Anda membuat kolam bola sendiri di rumah. Kolam plastik dan bola plastiknya dijual bebas di pasar mainan. Anda pun bisa berkreasi sendiri tanpa harus khawatir si Kecil akan tertular beragam penyakit.
Bermain di tempat umum, sebenarnya rentan meningkatkan risiko tertularnya penyakit pada anak, karena jika tidak dikelola dengan baik, malah bisa jadi sumber penyakit. Karena itu, pilihlah fasilitas bermain yang tepercaya kebersihan dan perawatan alatnya. Selain itu, usahakan anak selalu menggunakan kaus kaki dan pakaian tertutup saat bermain di kolam bola. Hal ini akan memberikan perlindungan tambahan pada tubuh si Kecil.***
Editor: denkur
Artikel ini ditayangkan klikdokter dalam judul yang sama,