Saat ini, siapa yang tidak punya ponsel? Salah satu gawai yang tidak lepas dari kita salah satunya adalah ponsel. Alat mungil ini menyimpan banyak fungsi untuk kehidupan kita sehari-hari. Tak sedikit orang yang kecanduan ponsel karena ‘kehebatannya’.
Bayangkan saja pengguna ponsel terus meroket dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, terdapat 1,85 miliar pengguna ponsel di dunia. Jumlah ini diperkirakan meningkat sampai angka 2,87 miliar pada tahun 2020.
Kecanduan ponsel dan dampaknya pada tubuh
Bicara soal kecanduan, banyak orang akan berpikir pada obat-obatan dan narkotika serat alkohol. Padahal, ada banyak jenis kecanduan lainnya –seperti kecanduan ponsel. Dampaknya bagi kesehatan pun tak bisa disepelekan. Mulai dari gangguan saraf, sampai gangguan psikis.
Berikut beberapa yang perlu Anda waspadai:
Carpal tunnel syndrom
Salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada pengguna secara berlebihan adalah capal tunnel syndrom (CTS) atau sindrom karpal tunnel.
Penyakit ini melibatkan penekanan pada saraf median dan menyebabkan sensasi kesemutan pada tangan, umumnya menyerang tiga jari bagian luar (kelingking, jari manis, jari tengah). Selain kesemutan, gejala yang bisa timbul yakni rasa panas dan terbakar dari ibu jari sampai jari tengah.
Untuk menghindari sindrom ini, hindari aktivitas yang berulang-ulang dengan menggunakan tangan yang sama. Faktor risiko CTS adalah gerakan tangan berulang seperti pada saat menggenggam/menyetir, mengetik, serta postur kerja statis dan tidak ergonomis.
Gangguan tidur
Jika Anda suka menggunakan ponsel atau sekedar melihat media sosial menjelang tidur, bisa jadi kualitas tidur Anda dapat terganggu. Setidaknya inilah yang disimpulkan oleh beberapa penelitian.
Penggunaan ponsel menjelang jam tidur, dapat mengganggu kualitas tidur, bahkan menurunkan kualitas produktivitas seorang saat bekerja keesokan harinya.
Salah satu mekanisme penggunaan ponsel dapat menyebabkan gangguan tidur adalah karena terjadi penurunan hormon melatonin. Ini adalah zat alami dalam tubuh yang membantu seseorang untuk tidur.
Paparan cahaya dari ponsel dapat menyebabkan penurunan dari kadar melatonin. Solusi untuk terhindar dari masalah tidur ini sebenarnya cukup sederhana, yaitu dengan mematikan ponsel saat Anda tidur, atau sekedar meletakkan ponsel Anda jauh dari tempat tidur Anda.
Selain itu, jangan melihat layar ponsel dari jarak terlalu dekat dan turunkan tingkat kecerahan layar.
Depresi
Salah satu gangguan kesehatan yang juga dapat timbul akibat penggunaan ponsel yang berlebihan adalah depresi. Penggunaan ponsel yang terlalu sering diakibatkan pula oleh aplikasi media sosial, games hingga kebutuhan pekerjaan seperti email.
Ya, media sosial juga diduga berperan dalam timbulnya kondisi depresi seseorang. Selain depresi, seseorang dapat mengalami gangguan cemas jika menggunakan ponsel terlalu berlebihan.
Lalu bagaimana bisa tahu kalau sebetulnya Anda cenderung candu menggunakan ponsel? Menggunakan ponsel sebagai penghilang bosan, merasa cemas saat tanpa ponsel adalah pertanda Anda sudah kecanduan menggunakan ponsel.
Menurut hasil riset yang menjadikan mahasiswa H.N.B Garhwal University di India sebagai obyek penelitian, bahwa faktanya ponsel memberi efek negatif dari sisi psikologi pada generasi muda.
Para mahasiswa terbukti merasa depresi dan cemas saat menggunakan ponsel. Tapi di satu sisi, ada pula mahasiswa yang terlihat tenang walau tidak menggunakan ponsel.
Penelitian ini membuktikan pula bahwa kecanduan penggunaan internet termasuk salah satu penyebab negatif bag kesehatan mental..
Kanker
Paparan radiofrequency telah diklasifikasikan oleh Badan Internasional untuk Penelitian kanker sebagai kemungkinan karsinogenik pada manusia. Jika melihat data jumlah penderita tumor otak, maka angkanya mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah pengguna ponsel.
Hal itu memungkinkan bahwa radiasi yang dipancarkan dari ponsel bisa jadi penyebab peningkatan risiko kanker otak.
Karena adanya berbagai efek kecanduan ponsel pada kesehatan, maka Anda harus batasi penggunaannya dalam sehari. Dengan berbagai usaha yang sudah disampaikan di atas, Anda dapat mengurangi dampak negatif penggunaan yang bisa mengancam kesehatan fisik dan mental Anda.***
Editor: katrin lestari
Artikel ini dikutip seutuhnya dari laman klikdokter, Sabtu (23/11/2019)