Pasca banjir, rumah dan lingkungan menjadi kotor. Banyak lumpur dan sampah-sampah. Kondisi itu menjadi sarang penyakit yang sangat berbahaya bagi manusia, terutama anak-anak.
DARA | BANDUNG – Akademisi Prof Ari Fahrial Syam mengatakan, penyebaran penyakit akibat banjir bisa melalui tiga cara yaitu melalui makanan dan minuman, melalui nyamuk, juga melalui tikus.
Dilansir ayobandung dari republika, Prof Ari menjelaskan, penyakit yang ditularkan oleh konsumsi makanan dan minuman penyebarannya berlangsung secara fecal-oral. Artinya, penyebab penyakit masuk ke saluran cerna lewat makanan dan minuman tercemar tinja penderita. Penyakit yang ditularkan bisa berupa infeksi kolera, disentri, rotavirus, serta demam typhus.
Pasien dengan infeksi usus bisa datang dengan diare, muntah berak, mulas saat buang air besar, dan BAB ada darah.
Lalu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) alias demam berdarah dengue juga rawan terjadi usai banjir. Penyakit ini meluar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit yang ditularkan melalui tikus juga sering muncul pascabanjir. Salah satu contohnya ialah leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir.
Ketika mengalami luka terbuka pada tangan atau kaki atau mukosa mulut, maka air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus yang sudah mengandung leptospirosis bisa membuat orang terjangkit.
Penderita leptospirosis akan mengalami keluhan demam tinggi mendadak, sakit kepala, mual muntah, lemas, nyeri otot terutuma otot betis. Mereka juga bisa menderita mata merah dan timbul kuning pada mata dan kulit.
Penderita leptospirosis warna air seninya berubah seperti air teh. Sekilas, penderita akan tampak seperti orang dengan infeksi hepatitis virus. “Penyakit leptospirosis sangat berbahaya jika berlanjut dengan berbagai komplikasi, antara lain kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru, dan otak,” ujar Prof Ari.***
Editor: denkur