Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman meninjau lokasi longsor di Singajaya dan Banjarwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Wabup melihat langsung kerusakan mulai dari infrastruktur jalan, rumah, hingga fasilitas ibadah.
DARA – “Masyarakat membutuhkan WC disini kebetulan itu kan WC mesjid yang roboh, nanti kita masukan ke dalam musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) karena ini kan sebenarnya bisa kita tanggulangi nanti melalui musrenbang,” ujarnya, Selasa (12/1/2021).
Menurut Helmi, pihaknya akan mengirim tim teknis untuk melihat secara detail kontur tanah di daerah yang terkena longsor ini.
“Saya minta ini dicermati tanah ini masih bergerak saya belum bisa menentukan ini harus bagaimana jalan ini tanahnya masih bergerak dan saya akan kirim Tim teknis untuk melihat secara detail kontur tanah di daerah ini,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi kembali terjadinya longsoran, Helmi pun menyarankan agar menanam kembali tanaman di pinggir-pinggir jalan sebagai bentuk reboisasi, dan juga memperbesar jalan.
“Memang jalannya harus di perbesar karena kalau kecil itu getarannya untuk jangka panjang jalan ini memang harus di perbesar tetapi tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Helmi juga memberikan bantuan kepada korban terdampak bencana, sebagai bentuk meringankan beban warga yang terdampak longsor ini.
“Alhamdulillah pada kunjungan kali ini juga saya membawa sedikit bantuan untuk yang terkena bencana mudah-mudahan bermanfaat,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Kiara Agung, Samsul Falah, longsor ini diakibatkan oleh hujan seras disertai angin pada hari Jum’at (8/1/2021) lalu.
“Jalan utama Desa Kiara Agung putus dikarenakan pergerakan tanah selain itu juga fasilitas peribadatan seperti mesjid di desa ini ikut tertimbun,” ujarnya.
Menurut Samsul, longsor memutus jalan desa hingga jarak hingga 2 Kilometer dari akses utama, yang menghubungkan Desa Kiara Agung dengan Desa Singajaya, bahkan akibatnya kendaraan roda dua dan roda empat tidak bisa melewatinya.
“Putusnya akses jalan utama sangat terganggu karena biaya transportasi bertambah 2 kali lipat,” katanya.***
Editor: denkur