Remaja milenial dituntut memiliki kreatifitas dalam mengembangkan dirinya, termasuk soal wirausaha. Kemandirian adalah cermin ketangguhan dalam menatap perubahan zaman yang terus bergulir. Ini dia, kisah Yuzi Yuniar, sang remaja pengelola usaha.
DARA | BANDUNG – Yuzi Yuniar, meski usianya baru 18 tahun, namun sudah mampu mengelola beberapa jenis usaha.
Yuzi saat ini kelas 12 di SMK Al-Amanah, tinggal di Jalan Permai Raya No.66 Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Yuzi mengelola usaha atau dagang mulai dari makanan ringan seperti aromanis dan obat obat herbal hingga menjual tas, sepatu, dan berbagai benda lain.
Yuzi juga menyewakan berbagai alat ngecamp, hiking, dan alat panjat tebing. Sistem penyewaan ini mempunyai nama lapak “Jarambah”.
“Tenda, sleeping bag, tas carrier, sampai seditail mungkin saya menyediakan,” ujar Yuzi, Jumat (21/2/2020)
Yuzi juga membuka bisnis kopi. Ia membeli kopi di Pangalengan dan Puntang. “Kebetulan di sekolah saya mengadakan bazar, ada kesempatan juga, saya membawa salah satu bisnis saya ke sekolah ini,” lanjutnya.
Bisnis tersebut dikelola oleh Yuzi selama dua tahun. Ia berkomitmen dengan Yayasan Al hikmah, yayasan anak Dhuafa. Hasil penjualan dibagi dua dengan yayasan, kalau dari lapak “Jarambah” yang dominannya ke yayasan Al hikmah dan Yuzi pun mendapat sebagian dari hasil lapak “Jarambah”.
Sebelumnya, kata Yuzi, berjualan di pasar tradisional seperti Pasar Junti dan Pasar Caringin. Ia menjual buah- buahan, beras dan bahan pokok lainnya. “Hasil dari jualan di pasar, saya kumpulkan uangnya untuk modal usaha, dan Alhamdulillah terkumpul,” ujar Yuzi.
Motifasi mengelola usaha, diceritakan Yuzi, adalah untuk mempersiapkan pekerjaan setelah ia lulus sekolah, meski mengatur waktu antara mengelola usaha dan sekolah susah juga. Namun, Yuzi punya semangat yang besar untuk mengembangkan usahanya..
“Daripada diem dan tidak menghasilkan apa-apa, lebih baik saya mengelola usaha. Anak muda zaman sekarang mah harus pintar membuat usaha, karena tidak selamanya kantor-kantor luar bisa menerima kita. Bahkan, yang sarjana pun di zaman sekarang mah susah buat cari kerja,” ujar Yuzi.***
Wartawan (Job): Adinda Rohimah-Dela Fatimah Azzahra | Editor: denkur