Zaman boleh berubah, sistem pun pasti akan berubah, namun peran guru tidak dapat tergantikan oleh mesin atau teknologi.
Guru abad 21 memiliki peran yang cukup signifikan dalam mencetak generasi Z menuju kesuksesan. Mengapa demikian? Karena guru abad 21 harus memiliki keterampilan dalam segala aspek.
Guru abad 21 dituntut mencetak peserta didik yang unggul, bukan hanya siap bekerja namun harus pula menciptakan lapangan pekerjaan. Tentunya hal demikian harus seiring berjalan dengan pesatnya teknologi.
Guru saat ini menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Guru menghadapi klien yang jauh lebih beragam, materi pelajaran yang lebih kompleks dan sulit, standard proses pembelajaran dan juga tuntutan capaian kemampuan berfikir siswa yang lebih tinggi (Darling, 2006).
Guru abad 21 dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas dengan efektif, namun juga dituntut untuk mampu membangun hubungan yang efektif dengan siswa dan komunitas sekolah, menggunakan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu pengajaran, serta melakukan refleksi dan perbaikan praktek pembelajarannya secara terus menerus.
Oleh karena itu, guru membutuhkan kondisi pembelajaran yang kondusif di sekolah sebagai wahana pembelajaran profesional yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Pembimbingan memiliki karakteristik yang sesuai dengan tuntutan model dan strategi pengembangan guru yang efektif di era sekarang. Bagaimana hal ini terlaksana di masa pandemi ketika pembelajaran melalui daring?
Sebelum kita membahas mengenai peran guru, tentu kita perlu tahu terlebih dahulu seperti apa karakteristik pembelajaran Abad 21 ini. Pembelajaran abad 21 memiliki ciri khas yaitu setiap orang belajar tanpa batas ruang dan waktu. Oleh karena itu, kita sering mendengar istilah merdeka belajar.
Setiap orang belajar tanpa batas ruang dan waktu. Tanda-tanda era disrupsi sudah nyata yang dicirikan; belajar tidak lagi terbatas pada paket-paket pengetahuan, pola belajar lebih informal, orientasi belajar mandiri (self motivated learning) dan banyak cara belajar dengan banyak sumber.
Dalam pembelajaran abad 21, guru harus menstimulus peserta didik agar mampu belajar secara Creativity, Collaboration, Critical Thingking, dan Communication atau yang lebih poluler dikenal istilah 4C.
Guru harus merubah paradigma yang tidak hanya berfokus kepada konten namun berfokus pula pada pengembangan kreatifitas dan keterampilan belajar mandiri. Peran guru lebih sebagai mentor, fasilitator, kolaborator sumber daya dan mitra belajar.
Guru harus menjemput penerapan model-model pembelajaran yang sesuai seperti belajar penemuan (discovery learning), pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan, belajar berdasarkan pengalaman sendiri, pembelajaran kontekstual, bermain peran dan simulasi, pembelajaran kooperatif, pembelajaran kolaboratif, maupun diskusi kelompok kecil.
Selain itu, untuk menopang pendidikan di era revolusi industri 4.0, setiap kegiatan pembelajaran harus berbasis TPACK, yakni guru harus mau memulai untuk dapat mengintegrasikan teknologi dengan kerangka integrasi yang melibatkan pengetahuan pedagogi, penguasaan materi, dan teknologi.
Penerapan praktis TPACK mencakup 8 domain yaitu menilai peserta didik, memahamkan materi, memahami peserta didik, merancang kurikulum, merepresentasikan data, mengelola pembelajaran, mendukung strategi pembelajaran, pengelolaan pembelajaran dan integrasi dalam konteks mengajar secara lebih luas.
Dari pemaparan di atas, kita tentu harus menemukan seperti apa profil dan kompetensi guru abad 21.
Abad 21 benar-benar membutuhkan guru yang profilnya efektif, professional dan memesona yang cocok untuk menghadapi tantangan abad 21.
Kompetensi guru yang sudah dirumuskan pemerintah meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi pedagogik perlu dikontekstualisasikan dan dilakukan penyesuaian sehingga mampu mempersiapkan dan memprediksi kebutuhan belajar peserta didik abad 21 dan tuntutan masyarakat abad 21.
Lantas bagaimna penerapan peran guru abad 21 dengan berbagai tuntutannya, pada masa pandemi ini? Apakah guru masih bisa memberikan pendidikan yang profesional dan memesona bagi peserta didiknya, ketika guru hanya mentransferkan ilmu melalui media daring saja?
Selama kurang lebih satu setengah tahun, situasi kondisi kita berada dalam pandemi Covid-19, sehinga berdampak pula pada dunia pendidikan. Pembelajaran dilakukan secara daring dan segela keterbatasannya.
Banyak kasus yang ditemukan, peserta didik merasa jenuh dengan materi yang disampaikan satu arah oleh guru. Karena keterbatasan guru dalam menyampaikan materi. Banyak permasalahan terjadi ketika di lapangan, bukan hanya soal kuota internet, jaringan sering terputus, namun minat peserta didik dalam pembelajaran daring pun berkurang.
Pada jenjang pendidikan dasar, ibu mendampingi anaknya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, tak jarang ketika seorang ibu mendampingi anaknya belajar merasa kesal karena anak kurang disiplin.
Begitu pula dengan anak di jenjang menengah, banyak dari mereka yang mengabaikan pembelajaran saat daring. Lebih nyaman menggunakan gawai untuk bermain games daripada pembelajaran.
Kembali lagi bahwa ini menjadi tugas terberat seorang guru ketika harus menjadi guru yang memesona serta professional di masa pandemi.
Tugas dan Fungsi Guru Abad 21 diantaranya, merencanakan pembelajaran atau pembimbingan, melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan, menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan, membimbing dan melatih peserta didik, melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Guru perlu kreatif dan inovatif di dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya bahkan dituntut mampu memprediksi perkembangan tugas pokok dan fungsinya.
Ketika guru sudah kreatif dan inovatif dalam pembelajaran seyogyanya hal tersebut dapat menarik minat dan perhatian peserta didik untuk kembali secara maksimal mengikuti pembelajaran, tak terlepas itu secara daring atau luring. K
unci keberhasilan peran guru pada abad 21 harus mampu mengembangkan diri, melakukan publikasi ilmiah dan membuat karya inovatif. Paradigma guru dari professional teaching berubah menjadi professional learning, artinya guru bukan sekedar mengajar namun juga belajar yang berkelanjutan (continuous professional learning).
Dari semua penjabaran mengenai peran guru pada pembelajaran abad 21, ada yang perlu dimaknai oleh seluruh guru hebat di Indonesia, yakni cara pendekatan kepada peserta didik.
Dengan cara membuka hati yaitu menggunakan hati, itu kunci utama. Dengan maksud, untuk menjadi guru yang professional nan memesona dihadapan peserta didik, kita terlebih dahulu mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik kita.
Oleh karenanya kita perlu melakukan observasi, kemudian kita identifikasi lalu kita akan membuat sebuah rencana aksi dalam metode pembelajaran. Karena, jelas setiap peserta didik itu memiliki karakteristik dan latar belakang berbeda.
Jika kita sudah dapat membuka hati peserta didik, mereka akan secara terbuka menerima materi serta didikan karakter yang disampaikan oleh gurunya. Ketiga semua unsur sudah bersinergi, maka tujuan pembelajaran abada 21 ini akan tercapai dengan maksimal.
Begitu pun dalam keadaan pandemi ini, guru tentu sangat berperan dalam pembelajaran peserta didik. Untuk mengembalikan konsentarsi dan semnagt belajar peserta didiknya, guru terus membimbing tanpa Lelah, dan bekerjasama dengan orang tua peserta didik dalam memberikan pengawasan serta memotivasi peserta didiknya.
Sehingga, dapat ditarik simpulan bahwa guru memiliki peran penting dalam pembelajaran abad 21 ini, baik secara luring maupun daring. Karena keberadaan guru tidak dapat tergantikan oleh mesin apapun.
Guru tetaplah guru, yang bukan sekedar pelantara mentransfer ilmu, namun guru adalah seorang pahlawan untuk mencetak generasi ini berakhlak dan berkarakter baik yaitu dengan cara mendidiknya sepenuh hati.
Semoga Pembelajaran Tatap Muka yang kini akan diuji cobakan, menjadi obat bagi para insan Pendidikan untuk merefresh kembali semangat yang sempat pudar, dan semoga saja guru memang benar-benar dalam tugas dan fungsinya sebagai insan professional dalam pembelajaran abad 21 ini.***
Editor: denkur