Kabupaten Cirebon harus Damai agar Masyarakat Bisa Hidup Tenteram
Forkopimda Gelar Doa Bersama serta Deklarasi Damai

Cirebon sebagai daerah yang dikenal sebagai “kota wali” masih menjunjung tinggi nilai kerukunan.
DARA| Suasana kebersamaan dan harapan akan kedamaian terasa di halaman Mapolresta Cirebon. Suasana itu terlihat dalam acara Doa Bersama serta Deklarasi Damai, menyusul berbagai peristiwa yang sempat menggemparkan Indonesia beberapa hari terakhir, termasuk di wilayah Kabupaten Cirebon.
Acara ini dihadiri Bupati Cirebon, H. Imron, Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, Dandim 06/20 Kabupaten Cirebon, Lekol Inf M. Yusron, serta jajaran Forkopimda, para kiai dan pengasuh pondok pesantren, organisasi kemasyarakatan (ormas), komunitas ojek online (ojol). Tak ketinggalan dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), hingga berbagai elemen masyarakat.
Kehadiran lintas tokoh dan lapisan masyarakat tersebut menjadi simbol semangat menjaga persatuan dan keamanan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.
Bupati Cirebon, H. Imron, menegaskan pentingnya doa bersama dan komitmen perdamaian. Menurutnya, seluruh pihak harus bersatu menjaga keamanan dan kondusifitas daerah, agar Cirebon tetap damai dan masyarakat bisa hidup dengan tenteram.
“Kami dari pemerintah Kabupaten Cirebon, Forkopimda, para kiai pondok pesantren, Polresta Cirebon, ormas Islam, ojol, KNPI, semuanya berkumpul di sini mengadakan doa bersama untuk perdamaian Indonesia. Saya sangat berterima kasih karena hampir semua elemen hadir. Kita berdoa agar Cirebon dan Indonesia tetap damai, sejahtera, dan terhindar dari konflik,” ujar Imron.
Suasana doa bersama berlangsung khidmat. Para kiai dan tokoh agama memimpin lantunan doa yang dipanjatkan agar bangsa Indonesia dijauhkan dari perpecahan. Kehadiran ribuan peserta dari berbagai latar belakang juga menunjukkan Cirebon sebagai daerah yang dikenal sebagai “kota wali” dan “kota santri” masih menjunjung tinggi nilai kerukunan.
Pengasuh Pondok Pesantren, K.H. Mustofa Aqiel Sirodj, menyampaikan bahwa para kiai merasa terpanggil untuk turut serta memberikan dukungan moral dan spiritual demi terciptanya kedamaian.
“Kami para pengasuh pondok pesantren merasa bertanggung jawab, bagaimana secara doa, moral, dan teladan bisa menjaga Cirebon tetap aman. Kota santri, kota wali, kota pesantren tidak boleh rusuh atau ribut. Alhamdulillah, semua pengasuh dan pondok pesantren ikut terlibat, memohon kepada Allah agar daerah kita dijaga dalam ketenteraman. Terima kasih kepada semua pihak yang peduli,” ucapnya.
Deklarasi damai yang dibacakan bersama seluruh elemen masyarakat di Mapolresta Cirebon menjadi penegasan bahwa komitmen menjaga kedamaian bukan sekadar seremonial. Aksi ini juga diharapkan menjadi contoh nyata bagi masyarakat luas bahwa perbedaan tidak boleh menjadi alasan perpecahan, justru harus menjadi kekuatan untuk memperkuat persatuan bangsa.
Kegiatan doa bersama dan deklarasi damai ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama oleh seluruh perwakilan yang hadir. Rangkaian acara tersebut menegaskan Cirebon bertekad menjadi daerah yang damai, kondusif, serta tetap menjadi salah satu benteng moral dan spiritual bangsa.
Editor: Maji