Laporan Terbaru: 92% Komitmen Telur Bebas Sangkar di Seluruh Dunia Telah Terpenuhi
Menandai Titik Balik bagi Kesejahteraan Hewan yang Diternakkan

Open Wing Alliance merilis data baru yang menyoroti progres besar dalam mengakhiri penggunaan kandang baterai untuk ayam petelur—dan mengumumkan perusahaan-perusahaan yang memimpin perubahan ini.
DARA| Dalam sebuah pencapaian besar yang menunjukkan progres industri dan akuntabilitas perusahaan, Open Wing Alliance (OWA)—koalisi global yang juga diikuti Animal Friends Jogja (AFJ), merilis Laporan Pemenuhan Komitmen Telur Bebas Sangkar 2025.
Animal Friends Jogja (AFJ) adalah organisasi nirlaba yang dibentuk pada tahun 2010 dan berkomitmen untuk memperjuangkan hak dan perlindungan hewan di Indonesia.
Laporan ini mengungkapkan bahwa 92% dari seluruh komitmen perusahaan untuk beralih ke telur bebas sangkar dengan tenggat waktu publik tahun 2024 atau lebih awal kini telah terpenuhi. Angka ini meningkat dari 89% pada tahun sebelumnya, menandai langkah penting menuju penghapusan salah satu bentuk kekejaman paling parah dalam rantai pasok pangan global.
Laporan tahunan ini memantau seluruh komitmen bebas sangkar dengan tenggat publik tahun 2024 atau sebelumnya, mencakup total 1.147 perusahaan makanan. Laporan tersebut menyajikan analisis menyeluruh terkait kinerja perusahaan, perkembangan di berbagai wilayah, dan kepemimpinan industri—sekaligus menyoroti perusahaan-perusahaan yang masih gagal memenuhi komitmen mereka.
“Kita sedang menyaksikan pergeseran besar,” kata Hannah Surowinski, Senior Associate Director of Global Corporate Relations di The Humane League, organisasi pendiri OWA.
“Dari jaringan hotel internasional hingga restoran lokal, perusahaan di seluruh dunia tidak hanya membuat komitmen bebas sangkar—mereka juga secara aktif mengubah rantai pasok telur mereka untuk meninggalkan penggunaan kandang baterai. Dan ini mengubah kesejahteraan jutaan ayam petelur.”
Putri Sarah, Corporate Accountability Specialist Farm Animal Advocacy Animal Friends Jogja, menambahkan, “Data ini membuktikan bahwa ada kemajuan menuju perubahan sistem pangan yang lebih beretika di industri ini. Di Indonesia pun, kami mengamati bahwa secara perlahan mulai banyak perusahaan lokal mulai mengambil langkah untuk meninggalkan telur dari kandang baterai, dan beralih ke sistem pangan yang lebih welas asih. Ini saatnya semua pelaku industri mendengar tuntutan publik dan memastikan setiap komitmen benar-benar diwujudkan.”
Laporan ini hadir setelah rilis investigasi global OWA terhadap peternakan ayam petelur yang merupakan investigasi yang terbesar dalam sejarah, menyingkap kondisi mengerikan di 37 negara, termasuk rekaman yang terkait langsung dengan pemasok korporasi seperti Walmart dan AEON. Urgensi untuk mengakhiri kurungan dalam kandang baterai belum pernah sebesar ini, dan data tahun ini membuktikan bahwa perusahaan mendengarkan dan memberikan apa yang diinginkan konsumen.
Temuan Utama:
92% komitmen perusahaan dengan tenggat 2024 atau lebih awal kini telah terpenuhi, naik dari 89% pada tahun lalu;
85 perusahaan global melaporkan progres pada 2024, berdampak pada sekitar 3,3 juta ayam petelur;
Wilayah dengan perkembangan signifikan termasuk Eropa (96% terpenuhi), Oseania (94%), Amerika Latin (90%), Afrika (88%), dan Asia (86%);
Viking Cruises, Lai Sun Dining, dan Conagra Brands termasuk di antara perusahaan yang disorot karena pelaporan progres yang baik;
Di Afrika dan Asia, pemimpin regional seperti Spur Corporation dan Kewpie membuka jalan baru di pasar yang sedang berkembang;
Di AS, proporsi jumlah ayam petelur yang dipelihara dalam sistem bebas sangkar mencapai rekor baru yaitu 45,7%.
Laporan ini juga menekankan pentingnya pelaporan progres yang transparan—yang kini dianggap sebagai standar industri untuk pengadaan yang bertanggung jawab. Puluhan perusahaan, termasuk Compass Group, Aramark, dan Unilever mengambil langkah lebih maju dengan merilis pernyataan pemakaian cage-free credits sebagai upaya memenuhi transparansi komitmennya dalam periode pelaporan ini.
Namun, laporan ini juga menyoroti perusahaan yang telah melewati tenggat atau gagal melaporkan progres mereka, dan mendesak mereka untuk bertindak cepat atau berisiko tertinggal dari para pesaing. “Sekadar membuat komitmen saja sudah tidak cukup,” kata Surowinski. “Konsumen menuntut bukti progres dari perusahaan. Transparansi adalah pembeda antara pemimpin dan yang tertinggal.”
Laporan 2025 ini hadir di momen krusial: lebih banyak komitmen bebas sangkar yang akan jatuh tempo di akhir tahun ini dibandingkan dengan gabungan komitmen bebas sangkar tahun-tahun sebelumnya. Dengan infrastruktur, momentum, dan dukungan publik yang sudah terbentuk, inilah saat yang menentukan bagi industri pangan global untuk mengakhiri penggunaan kandang baterai untuk selamanya.
Laporan lengkap—termasuk visualisasi data, studi kasus, dan rekomendasi—dapat diakses di sini. Silahkan hubungi press@thehumaneleague.org untuk wawancara dengan pakar, materi visual, dan informasi lainnya. Untuk informasi lebih lanjut tentang Open Wing Alliance, kunjungi OpenWingAlliance.org.
Editor: Maji