Logo
Catatan

PENDEKATAN JOHN LOCKE Tunisia, Kita, dan "Alienasi"

Oleh: Sabri Piliang, Wartawan Senior

PENDEKATAN JOHN LOCKE Tunisia, Kita, dan "Alienasi"
Sabri Piliang, Wartawan Senior ( foto: dok)

 ORANG rasional! Acap  "terpleset'  tak rasional! Pejabat Tunisia melecehkan pedagang "Kaki Lima"! Dia, Bouazizi.
  Tepatnya, Mohammed Bouazizi. Berumur 26 tahun, sangat muda. Alangkah jauh "gap"nya.  Satu, berpangkat! Satu jelata pinggir jalan.
   "Kejumawaan" sang pejabat Tunisia! Negara di persimpangan: Eropa-Timur Tengah dan Afrika (Utara) ini harus dibayar mahal! Suprastruktur Tunisia merasakan akibatnya!
   Frustrasi "sang jelata" (pedagang kecil) ini, dibayar mahal! Penghinaan,  lalu dagangan disita (Desember 2010)! Bouzizi protes, membakar dirinya dengan bensin.
    Kematian Bouazizi melahirkan kemarahan publik Tunisia. Bergulir tak tertahankan! Tak terbendung! Demonstrasi dan kerusuhan merebak di seluruh negeri berluas 163.000 km2 lebih ini.
    "Perginya Bouazizi", jadi pemantik! Menjadi sumbu dan bibit, yang tersimpan lama di sanubari rakyat Tunisia. Dan, "meledak"!
    Korupsi, refresif, bermewah-mewah pejabat, "ditanam" dan dipendam oleh rakyat Tunisia. Rakyat "ter-alienasi",  "terasing" dari orang-orang yang mereka percayai!
   Kematian "membakar diri" Bouazizi menggema sebagai simbol kebebasan ber-ekspresi, kebebasan melakukan kontrol terhadap "abuse of power"!
    Teori kekuasaan yang dikemukakan Lord Acton (sejarawan Inggris): "Power tends to corrupt", "kekuasaan akan cenderung korup"! Banyak pelajaran dari sini! Tunisia memetiknya, lewat "Revolusi Melati".
    Kerusuhan Tunisia, dengan 'martir' Bouazizi, sesungguhnya akan reda. Saat Presiden Ben Ali memecat Menteri Dalam Negeri (2011)! Serta membentuk komite investigasi.
    Sayangnya terlambat! Zine El Abidine Ben Ali (Ben Ali) yang berkuasa sejak 1987! Dari kudeta (tak berdarah), terhadap Presiden Habib Bourguiba. Tak mampu meyakinkan 12,5 juta rakyatnya.
    Bouazizi menjadi "motor" reformasi! Bukan hanya di Tunisia, bahkan di seluruh "jantung" Jazirah Arab, dengan sebutan "Arab Spring". 
     Kematian Bouazizi, bukan hanya memakan "kemewahan" Ben Ali dan pejabat Tunisia lain. Hosni Mobarak (Mesir), Moammar Khadafi (Libya), Abdullah Saleh (Yaman), dll. Minggir!
    Abai! Mengakomodasi korupsi, intervensi lembaga hukum, dan refresif terhadap unjuk rasa (demo), sosial, nepotisme, gagal melakukan reformasi, itulah masalah yang "ditabung" rakyat, dan "meledak"!
     Bouazizi adalah rakyat jelata! Kemudian menjelma menjadi tokoh! "Financial Times", menjadikannya sebagai "Tokoh Tahun 2011. Juga Parlemen Uni Eropa, menganugerahi Bouazizi. "Penghargaan Sakharov"!
    Sesungguhnya! Banyak teori telah mengingatkan! Filsuf Inggris John Locke (1632-1704), lewat "pendekatan empirisme". Yaitu, cara elegan menghindari duplikasi 'ala' Tunisia, atau di mana pun!
     Apalagi semua tahu! Pemerintahan Tunisia (dimana pun), dibentuk melalui persetujuan rakyat! Tugas mereka melindungi hak-hak alami rakyat. Sehingga, jangan dibalik! Kontrak sosialnya begitu.

KETAKUTAN PRIMITIF

    "The Psychology of Emotion" ('Never Angry Again'), sebuah buku David J. Lieberman (St. Martin Press Published, New York/2018) menyebutkan.
   "Manusia (baca: suprastruktur) lahir, dengan membawa dua ketakutan primitif: 'takut jatuh', dan takut bunyi keras yang mengejutkan".
   Dari ketakutan tadi, manusia bisa mengubahnya dengan dua pilihan (pendekatan). Ke arah yang lebih baik, atau menuju lebih buruk! Tunisia memilih yang ke-2! 
   Apa yang terjadi pada kita! Dua hari kemarin (28 dan 29 Agustus)! Pilihannya tentu menuju pada perbaikan!  "Mata telanjang" rakyat bisa jadi pedoman! Biarkan rakyat tak "ter-alienasi"!
    Bouazizi adalah "empirisme"! John Locke, andaikan "masih hidup"! Pasti mengatakan! Pendekatan "empirisme" akan membuat kita damai dan aman!