Logo
Catatan

SPIRITUALITAS HAMAS Insting Zamir, dan Ego Netanyahu

Oleh: Sabri Piliang, Pengamat Timur Tengah

SPIRITUALITAS HAMAS Insting Zamir, dan Ego Netanyahu
Sabri Piliang, Pengamat Timur Tengah (foto:dok)

 "Brainwriting". Bukan "Brainstorming"! Ego PM Benyamin Netanyahu, menyerbu total Gaza sekarang. Berangkat dari pola "brainstorming".
  "Hidden Potential", buku "best seller"  (New York Times, 2023) karangan  Adam Grant menyebutkan! Rapat, atau diskusi dengan pola "Brainstorming", membuat ide-ide baik dan solutif. Menguap begitu saja!
   Keinginan rakyat, untuk membebaskan 20-an sandera Israel yang masih hidup. Mentah! Ego "brainstorming" karena hierarki, gagal memaksimalkan kecerdasan kolektif. 
    "Perlawanan" Kepala Staf Umum IDF Letjen Eyal Zamir, demi sandera. Lewat perdamaian 'parsial', yang sudah disetujui Hamas! Ditolak Netanyahu. 
   Partisipasi yang seimbang, tidak muncul di sini. Karakter "brainstorming", lebih memiliki kecenderungan, partisipan condong ke seseorang yang kekuasaannya paling kuat! Atau suara paling keras.
    Netanyahu, seorang perdana menteri (PM)! Secara hierarki, memiliki kekuasaan paling kuat. Eyal Zamir, adalah bawahannya, meskipun instink militernya mengatakan, ada bahaya!
  "Teriakan" keluarga sandera, di dengar  Zamir. Tapi "tuli" bagi Netanyahu. Keluarga sandera berujar. "Secara sistematis, Netanyahu telah menyabotase setiap kesepakatan yang ada di atas meja".
    Zamir yang menggantikan Herzl Halevi tahu betul, akibat "take over" 100 persen Gaza. Probabilitas terbunuhnya sandera, bisa mencapai angka 90 persen, bahkan 100 persen.
   "Hentikan konferensi pers media! Harus ada front persatuan dan 'tangan besi',"Netanyahu mengkritik upaya Letjen Eyal Zamir mengupayakan pembebasan sandera (Yedioth Ahronoth, 1 September 2025, kemarin).
   Eyal Zamir. Mungkin menjadi satu-satunya benteng perdamaian dengan Hamas di Kabinet Israel. Mulai dari Menkeu Bezalel Smotrich, Menteri Keamanan Ittamar Ben Gvir, dan Orit Strock. "Memusuhinya"!
    Zamir dituding, secara tersirat "penakut" oleh Strock! Zamir merasa, seolah-olah militer (IDF) berhati lunak dan ragu menjalankan tugas militer. 
   "Jika Anda menginginkan kepatuhan buta, bawalah orang lain".  Penulis menganalisis,  tersirat. Zamir minta digantikan oleh jenderal lain, namun dia tidak ingin mundur dari posisinya saat ini.
    Sengitnya pertikaian Netanyahu-Zamir, membuat keduanya berbalas kata. PM terlama Israel ini menimpali Zamir. "Saya tak menginginkan kepatuhan buta! Tapi bukan juga pelanggaran kerangka kerja"! (Yedioth Ahronot, Senin kemarin).
    Pola rapat dan pembicaraan menyangkut penyerbuan Israel ke Gaza. Semestinya, meniru cara "brainwriting".  Yaitu, ambil dan pertimbangkan semua suara dalam amplop tertutup "tanpa nama", lalu putuskan!
   Jiwa militer Zamir yang melihat Hamas sebagai organisasi jaringan (bukan hierarki), tidak bisa dilihat dengan kematian demi kematian pemimpinnya.

MASALAH SPIRITUAL

    Mobilisasi tentara IDF pekan ini ke Gaza. Menandai keinginan Netanyahu memberikan pukulan pamungkas terhadap jaringan Hamas. Hari ini, 2 September, gong itu dimulai!
    Kondisi "setengah hati" IDF, di mana "pembebasan paksa" sandera memunculkan banyak variabel yang tidak menguntungkan Israel!
    Variabelnya, sandera terbunuh. Lalu, korban jiwa IDF. Kemudian, operasi berhenti di tengah jalan karena tekanan besar internasional, serta tanggung jawab sipil langsung Israel atas Gaza.
     Juga dicermati oleh Zamir (IDF), antara 40-60 persen perwira cadangannya belum pernah bertempur di Gaza. Perang perkotaan Gaza, akan memunculkan spekulasi terbunuhnya mereka. Perang perkotaan Gaza, adalah paling rumit dan kompleks di dunia.
    Meski, pola perang konvensional Hamas telah berubah. Menjadi perang gerilya dalam sel-sel kecil. Patut dicatat IDF! Hamas adalah harapan untuk merdeka bagi bangsa Palestina. Spirit itu, adalah kekuatan yang tak terhingga.
    Perang Gaza, meski bukan perang agama! Bagi Hamas, memiliki cita-cita spiritual yang menjanjikan Surga bagi yang memperjuangkannya. Itu kekuatan tiada tara, dan memunculkan tekad.
    Israel melawan Hamas, bukan hanya dalam dimensi fisik. Lebih dari itu, Israel tengah berperang menghadapi banyak dimensi.
    
    ADAPTASI KEMATIAN

    Bukti Israel-Hamas, tengah bertempur dalam 'multidimensi'. Perang 'asimetris' yang melahirkan banyak kematian pada pemimpin Hamas. Tidak menjadikan perlawanan surut.
    Secara total, menurut "The Times Of Israel". Sejak 7 Oktober 2023. Tujuh anggota Hamas, telah memegang jabatan komandan batalyon "Sheijaya". Enam komandan terbunuh, namun tetap ada komandan ke-7.
     Selama hampir dua tahun pertempuran. IDF berkali-kali menyingkirkan "key leadership" Hamas. Serta sejumlah komandan brigade dan batalyon Izzedin Al Qassam (sayap militer). 
      Namun apa yang terjadi? IDF hanya bisa melihat selalu ada komandan baru, menggantikan komandan lama (terbunuh). Artinya, pola kaderasi Hamas, selalu berkesinambungan. Kasarnya, setiap 'leader', mereka sudah siap jadi "target".
     Struktur Hamas. Baik sayap militer, atau Biro Politik.  memperlihatkan. Kematian para "pemuncak": Ismail Haniyeh, Yahya Sinwar, Saleh Ar-Aroury, tidak menghentikan mereka mengambil keputusan strategis. Termasuk pembebasan sandera.  
     Secara militer, logikanya Hamas sudah habis. Kematian Kepala Izzedin Al Qassam, Mohammad Deif, Marwan Issa,  Mohammed Sinwar, Mohammad Shaibana, kini tinggal menyisakan Izzudin Al Haddad yang kalah pengalaman.
    Lantas, apakah Hamas akan kalah? Pertempuran besar Gaza, yang dimulai hari ini. Sangat meyakinkan Netanyahu, kalau Hamas sudah di "tepi jurang".
    Betulkah di tepi jurang? Hamas adalah sebuah jaringan yang tidak 'hierarkis'. Daya tahannya, sudah teruji kurun (2023-2025). Tanpa pemimpin kharismatis. Mereka bertahan. 
     Tidak pernah ada kekosongan di kepemimpinan Hamas dan Izzedin Al Qassam. Hamas melawan sengit Israel hari ini, esok, hingga mereka merdeka.
    Hamas akan terus beroperasi dengan segala keterbatasannya. Bakan, di saat mereka sedang memakamkan pemimpinnya yang terbunuh. Termasuk kematian Jurubicara Hamas Abu Obeida (kemarin).
    "Brainwriting"! Mestinya PM Netanyahu menerapkan pola ini! Bukan Brainstorming yang terbuka! Meski di"sampul" "sumbang saran", namun dominasi dan ego Netanyahu, akan dominan!
    Tinggal membuktikan! Apakah Israel akan mampu mengusir Hamas dari Gaza? Apakah instink Zamir yang tepat?
     Sama-sama kita lihat!*