Sri Mulyani Turun, IHSG Kepeleset: Pasar Butuh Obat Galau
Oleh Tb Raditya Indrajaya,

Bursa bergetar 100 poin, tapi optimisme fiskal Indonesia masih tegak berdiri.
Langit finansial Indonesia mendadak mendung. Kabar pergantian Sri Mulyani dari kursi Menteri Keuangan pada Senin pagi seketika membuat pasar berguncang. IHSG terjun 100 poin, sektor perbankan babak belur, dan rupiah sempat goyah di bibir Rp16.527 per dolar. Suasana bursa seperti ruang sidang perceraian: tegang, penuh bisik-bisik, dan semua orang mencari kepastian.
Ada yang panik jualan, ada yang menyalahkan nasib, ada pula yang buru-buru menyelamatkan portofolio. Singkatnya: pasar kaget seperti penonton sinetron yang tiba-tiba aktor utamanya diganti.
Pelajaran dari Sejarah
Bukan kali ini saja pasar bergejolak. Tahun 2010, ketika Sri Mulyani mundur dari Kabinet SBY, IHSG anjlok lebih dalam—3,8% hanya dalam sehari. Tetapi apa yang terjadi kemudian? Pasar pulih, bahkan melaju lebih tinggi. Ini membuktikan: pasar tidak benci Indonesia, pasar hanya takut pada ketidakpastian. Begitu arah jelas, mereka akan kembali.
Mari kita bedah peta teknikal:
Support jangka pendek: 7.700 (area psikologis sekaligus EMA 50).
Support kuat: 7.550 – 7.600 (garis trendline sejak Januari 2025).
Resistance terdekat: 7.900 – 7.950.
RSI (Relative Strength Index): 43 → mendekati oversold.
Secara teknikal, pelemahan kemarin justru memberi ruang akumulasi. Selama support 7.550 tidak ditembus, IHSG masih punya peluang menguji 8.200 – 8.300 di kuartal IV 2025. Dengan kata lain: yang kemarin panik jualan, bisa jadi bulan depan justru gigit jari.
Optimisme pada Menkeu Baru
Purbaya Yudhi Sadewa bukan sosok asing. Mantan Kepala LPS ini punya reputasi di bidang riset ekonomi dan stabilitas keuangan. Ia paham risiko sistemik, pernah berkecimpung di Bappenas, dan punya rekam jejak akademis yang solid.
Ada tiga modal kuat yang ia bawa:
1. Menjaga disiplin fiskal tanpa kehilangan ruang ekspansi.
2. Menguatkan koordinasi fiskal-moneter dengan BI untuk menahan tekanan global.
3. Mendorong investasi baru, terutama di sektor energi hijau dan infrastruktur.
Investor asing boleh saja kehilangan “nama besar” Sri Mulyani, tapi kredibilitas bukan hanya soal nama. Kebijakan yang konsisten lebih mahal daripada sekadar popularitas.
Skenario Q4 2025: Antara Melorot atau Meloncat
1. Skenario Optimistis
IHSG: rebound ke 8.200 – 8.300
Rupiah: stabil di Rp15.300 – Rp15.500/USD
Yield SBN 10Y: bertahan di bawah 7%
Sentimen: arus modal asing kembali, sektor perbankan & infrastruktur pulih cepat.
Analogi sederhananya: IHSG seperti tukang ojek online—habis jatuh, gosok lutut sebentar, lalu tancap gas lebih kencang.
2. Skenario Moderat
IHSG: sideways di 7.600 – 7.950
Rupiah: Rp15.600 – Rp15.800/USD
Yield SBN 10Y: naik tipis ke 7,2 – 7,4%
Sentimen: investor domestik jadi penopang, asing masih wait and see.
Mirip pengantin baru: grogi, maju-mundur, tapi tidak kabur.
3. Skenario Pesimistis
IHSG: drop ke 7.400 – 7.500
Rupiah: menembus Rp16.000/USD
Yield SBN 10Y: naik ke 7,8 – 8%
Sentimen: asing keluar, domestik dipaksa jadi palang pintu.
Kalau Menkeu baru salah langkah, pasar bisa lebih baper daripada netizen Twitter yang ditinggal idola menikah diam-diam.
IHSG itu seperti timnas sepak bola kita: kalau kalah, semua orang mendadak jadi komentator. Kalau menang, semua berebut bilang “sudah saya prediksi sejak awal”. Padahal, mayoritas hanya ikut arus. Sama halnya dengan investor yang kemarin panik jual, besok kalau rebound ikut beli lagi sambil bilang “diskon kemarin kelewat”.
Pergantian Menkeu ini ibarat ganti sopir bus pariwisata. Penumpang sempat panik takut oleng. Tapi kalau sopir baru bisa injak pedal dengan stabil, semua kembali tenang, bahkan mungkin sampai tujuan lebih cepat. Bedanya, di jalan tol kita bayar e-toll, di pasar modal kita bayar spread bid-offer.
Optimisme Adalah Mata Uang Baru
Hari ini IHSG melorot, tapi itu bukan tanda kiamat. Justru pasar sedang menguji arah. Ekonomi Indonesia jauh lebih besar dari satu nama menteri. Sri Mulyani sudah menorehkan legacy, kini giliran Purbaya Yudhi Sadewa membuktikan kapasitas.
Kapal besar bernama Indonesia tidak akan karam hanya karena nakhodanya berganti. Malah, dengan energi baru, kapal ini bisa melaju lebih cepat. Pasar hanya perlu diyakinkan bahwa kompas fiskal tetap menuju arah yang benar.
Dan ingat, kata orang pasar: “Buy on rumors, sell on news… lalu buy lagi waktu diskon.”
IHSG melorot? Bagi investor sabar, justru itu hadiah awal dari sebuah babak optimisme baru.
Editor: Aldinar