Logo
Jabar

Atalia Praratya Tekankan Peran Strategis Generasi Muda

Atalia Praratya Tekankan Peran Strategis Generasi Muda
Anggota MPR RI Atalia Praratya berkolaborasi dengan Universitas Langlangbuana menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bagi mahasiswa.(Foto: deram/dara)

“Data-data ini tentu membuat kita prihatin. Justru karena itulah kegiatan sosialisasi Empat Pilar menjadi semakin relevan, terutama di kampus, tempat lahirnya pemikiran kritis, ” ujar Atalia.


DARA| Anggota MPR RI Atalia Praratya berkolaborasi dengan Universitas Langlangbuana menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bagi mahasiswa. Kegiatan yang berlangsung di lingkungan Universitas Langlangbuana tersebut menjadi bagian dari upaya memperkuat pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai kebangsaan di tengah tantangan perubahan sosial dan derasnya arus informasi digital.

Kegiatan yang berlangsung di Wisma Buana Universitas Langlangbuana tersebut merupakan amanat konstitusional MPR RI sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014. Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika ditujukan untuk membumikan nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di kalangan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Atalia Praratya menekankan bahwa Indonesia sebagai “rumah besar” yang majemuk hanya dapat berdiri kokoh apabila seluruh warganya memahami fondasi kebangsaan dan menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, generasi muda memegang peran strategis dalam menjaga keberlanjutan nilai-nilai tersebut.

Ia juga menyinggung sejumlah temuan survei yang menunjukkan tantangan serius dalam internalisasi nilai kebangsaan di kalangan anak muda. Berdasarkan survei Litbang Kompas pertengahan tahun ini, lebih dari separuh responden Gen-Z mengaku tidak lagi mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian, sementara sebagian lainnya bahkan menyatakan tidak mengetahui implementasinya. 

Kondisi tersebut diperkuat oleh hasil survei Populix pada Agustus 2023 yang menunjukkan penurunan semangat nasionalisme di kalangan anak muda.

“Data-data ini tentu membuat kita prihatin. Justru karena itulah kegiatan sosialisasi Empat Pilar menjadi semakin relevan, terutama di kampus, tempat lahirnya pemikiran kritis dan calon pemimpin masa depan bangsa, ” ujar Atalia.

Ia menambahkan, mahasiswa sebagai bagian dari bonus demografi sekaligus generasi dengan tingkat literasi digital yang tinggi memiliki posisi strategis sebagai pembentuk arus informasi di ruang publik digital. Apabila nilai-nilai Pancasila tertanam kuat, mahasiswa diharapkan mampu menghadirkan narasi kebangsaan yang positif, inklusif, dan berorientasi pada persatuan.

Kegiatan ini dibuka oleh pihak Universitas Langlangbuana dan dilanjutkan dengan sambutan pimpinan universitas yang disampaikan oleh Wakil Rektor II, Dr. Hadi Purnomo, S.Sos., M.Si. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya pemahaman Empat Pilar Kebangsaan sebagai bekal mahasiswa dalam menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sesi utama diisi dengan pemaparan materi oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Langlangbuana, Dr. Hj. Lisdawati Wahjudin, Dra., M.Si. Materi yang disampaikan mencakup Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi, NKRI sebagai bentuk negara, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu bangsa. Dalam pemaparannya, narasumber menekankan pentingnya pengamalan nilai-nilai Empat Pilar secara nyata, baik di lingkungan kampus maupun di tengah masyarakat.

Kegiatan berlangsung interaktif melalui sesi diskusi dan tanya jawab. Para mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan terkait penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari serta peran generasi muda dalam menjaga keutuhan NKRI di tengah dinamika sosial dan digital.

Sebagai Anggota MPR RI, Atalia Praratya menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan tugas konstitusional dalam membumikan nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan, khususnya di kalangan generasi muda. Menurutnya, penguatan pemahaman Pancasila, konstitusi, bentuk negara, dan semangat kebinekaan menjadi fondasi penting dalam menjaga persatuan bangsa di tengah dinamika sosial dan perkembangan teknologi digital yang kian pesat.

Ia berharap mahasiswa tidak hanya berhenti pada pemahaman konseptual, tetapi mampu menghidupkan nilai-nilai kebangsaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kampus, ruang digital, maupun di tengah masyarakat. Dengan literasi digital dan daya pengaruh yang dimiliki generasi muda, mahasiswa dinilai memiliki peran strategis sebagai agen penyebar nilai-nilai kebangsaan yang positif dan inklusif.

“Melalui kegiatan sosialisasi Empat Pilar ini, saya berharap nilai-nilai Pancasila benar-benar dirasakan hidup dan dihidupkan kembali oleh generasi muda. Ini mungkin langkah kecil, tetapi jika dilakukan bersama-sama, dampaknya akan sangat besar bagi masa depan Indonesia,” tutup Atalia Praratya.

 

Editor: Maji