Kemenag Luncurkan Website Film Islami, Perkuat Moderasi Beragama di Ruang Digital
Peluncuran ini merupakan langkah Kemenag dalam mengembangkan dakwah visual dan penguatan moderasi beragama di era digital.
DARA | Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan platform digital filmislami.kemenag.go.id dalam acara Grand Launching yang digelar di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (17/12/2025).
Peluncuran ini merupakan langkah Kemenag dalam mengembangkan dakwah visual dan penguatan moderasi beragama di era digital.
Acara tersebut dihadiri Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya adaptasi metode dakwah di abad ke-21 dengan memanfaatkan ruang digital dan media visual.
“Setiap zaman memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan pesan pendidikan, pesan kebaikan. Kini di abad ke-21 hadir landskap baru, yaitu ruang digital untuk dakwah, dunia visual, dan narasi-narasi kreatif yang bisa menangkap jutaan jiwa dalam hitungan detik,” ujar Romo.
Menurutnya, film merupakan instrumen yang sangat kuat untuk menyentuh hati masyarakat luas. Film tidak hanya berfungsi sebagai media dakwah, tetapi juga sebagai sarana menghadirkan hikmah, menumbuhkan empati, dan membimbing manusia menuju kebenaran.
“Film keagamaan yang hadir dengan nilai-nilai moderasi bukan hanya untuk berdakwah, tetapi untuk merawat kemanusiaan,” katanya.
Romo menyebut, platform Film Islami harus menjadi ruang yang inklusif dan terbuka bagi seluruh elemen bangsa.
“Platform Film Islami yang kita resmikan hari ini harus menjadi ruang tempat nilai-nilai kemanusiaan hidup. Ruang yang aman, inklusif, dan terbuka bagi seluruh elemen bangsa. Bukan ruang yang membatasi kreativitas, tetapi menuntun kreativitas agar tetap sejalan dengan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan,” lanjutnya.
Ia juga berharap platform ini tidak hanya menjadi tempat menonton, tetapi berkembang sebagai ekosistem kreatif.
“Saya berharap platform ini tidak berhenti sebagai tempat menonton, tetapi tumbuh menjadi ruang pertemuan para kreator, laboratorium gagasan, dan ekosistem pembelajaran bersama. Kita ingin melihat lahirnya penulis skenario dari pesantren, sutradara dari komunitas kecil di daerah, editor muda dari kampung-kampung, dan aktor yang tumbuh dari kegiatan masjid atau majelis taklim. Inilah wajah Islam Indonesia yang kreatif, penuh cinta, ramah, dan beragam,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad, mengatakan, kehadiran platform Film Islami merupakan respons atas perubahan perilaku konsumsi media generasi muda, khususnya Gen Z yang sangat lekat dengan konten audiovisual.
“Gen Z saat ini memang film dan musik, intinya media sosial itu pasti sangat dekat. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam mencoba mengubah pendekatan dakwah. Sebagian masih di masjid, di musala, di majelis taklim, tetapi sebagian yang lain juga harus mencoba mendekati Gen Z,” katanya dalam rilis yang diterima redaksi, Sabtu (20/12/2025).
Ia menegaskan komitmen Ditjen Bimas Islam untuk hadir bersama generasi muda. “Saya ingin memastikan bahwa Ditjen Bimas Islam ingin mendekati, hadir bersama-sama dengan anak muda. Apalagi lanskapnya kini sudah berubah. Jadi, teman-teman, ayo kita maju, berbuat baik, dan mengajak kepada kebaikan melalui film. Kita aplikasikan ide-ide dalam ruang yang lebih kreatif,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menekankan kekuatan film sebagai medium dakwah yang menyatukan berbagai cabang seni sekaligus mampu menyentuh sisi emosional penonton.
“Film itu adalah akumulasi dari semua seni, di sana ada seni aktingnya, ada seni musiknya, ada syairnya, dan sebagainya. Selain itu, melalui menonton film kita bisa mendapatkan kesan yang sangat mendalam, sebagai contoh kita bisa tiba-tiba nangis. Kita bisa memanfaatkan situasi dan kondisi psikologis seperti itu menjadi saluran dakwah dengan cara-cara yang tidak konvensional,” ujarnya.
Sementara itu, Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati menyampaikan, ke depan platform Film Islami akan terus dikembangkan, termasuk menjadi aplikasi agar aksesnya semakin luas.
“Film ini juga menjadi media dakwah melalui digital, seni, dan budaya. Kami akan terus mengangkat budaya-budaya lokal agar bisa diperkenalkan kepada generasi muda. Ke depan, kami juga akan menjaring sineas-sineas muda berbakat tanah air untuk mendukung kebijakan dan program lain Kementerian Agama,” katanya.
Saat ini, situs filmislami.kemenag.go.id telah dapat diakses oleh publik. Platform ini menyediakan berbagai kategori film, mulai dari fiksi, dokumenter, hingga animasi yang telah melalui proses kurasi. Melalui inisiatif ini, Kemenag berharap konten positif dan edukatif semakin mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Editor: denkur
