Logo
Daerah

Prajurit TNI di Cirebon Diajari Tips Mengelola Keuangan Yang Bijak

OJK Ingatkan Dinamika Ekonomi Semakin kompleks

Prajurit TNI di Cirebon Diajari Tips Mengelola Keuangan Yang Bijak
OJK Cirebon menggandeng Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat menggelar kegiatan Capital Market Goes to Office dengan tema “Prajurit Tangguh, Keuangan Tumbuh: Literasi Keuangan untuk Keluarga Besar TNI”.(Foto: bambang/dara)

Integritas prajurit modal besar untuk membangun budaya keuangan yang tangguh.


DARA| Tak hanya tangguh di medan tugas, kini para prajurit TNI Korem 063/Sunan Gunung Jati juga dilatih untuk tangguh dalam menghadapi tantangan keuangan.

Dalam semangat Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menggandeng Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat untuk menggelar kegiatan Capital Market Goes to Office dengan tema “Prajurit Tangguh, Keuangan Tumbuh: Literasi Keuangan untuk Keluarga Besar TNI”.

Acara yang dihadiri 200 prajurit TNI ini menjadi ajang penting untuk membekali para abdi negara dengan wawasan pengelolaan keuangan yang bijak dan aman. 

Kegiatan berlangsung meriah di Aula Makorem 063/Sunan Gunung Jati, Cirebon, dan dibuka langsung oleh Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, serta Komandan Korem 063/Sunan Gunung Jati, Kolonel Inf. Hista Soleh Harahap, S.I.P., M.I.P., M.Han.

Dalam sambutannya, Agus Muntholib menegaskan pentingnya prajurit memahami literasi keuangan di tengah dinamika ekonomi yang semakin kompleks.

“Semangat disiplin dan integritas prajurit adalah modal besar untuk membangun budaya keuangan yang tangguh. Kami ingin prajurit memahami cara mengelola keuangan dengan bijak, mengenal produk keuangan yang tepat, dan terhindar dari investasi ilegal,” ujar Agus.

Ia menambahkan, kolaborasi antara OJK, BEI, dan pelaku industri keuangan menjadi contoh nyata sinergi untuk memperluas inklusi keuangan hingga ke kalangan aparatur negara. 

“Dengan menumbuhkan budaya menabung dan berinvestasi, prajurit bisa membangun kesejahteraan keluarga sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” tambahnya.

Kolonel Inf. Hista Soleh Harahap memberikan apresiasi tinggi atas kolaborasi ini.

“Prajurit yang tangguh tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga cerdas dalam mengelola keuangan keluarga. Literasi keuangan adalah bekal penting agar prajurit terhindar dari investasi bodong dan mampu berinvestasi secara sehat untuk masa depan yang sejahtera,” tegasnya.

Tesar Pratama Gustarsjidi (OJK Cirebon), menjelaskan peran OJK dalam melindungi konsumen dan mengenali investasi ilegal.

Sri Herlinawati (BEI Jawa Barat),  memperkenalkan dasar-dasar pasar modal dan investasi saham yang aman.

Childan Berliana Arifin (Korea Investment & Sekuritas Indonesia), berbagi tips berinvestasi cerdas di pasar modal.

Kegiatan ini juga melibatkan KPEI, KSEI, dan KISI, memperlihatkan kuatnya sinergi lintas lembaga untuk memperluas jangkauan literasi keuangan, sekaligus menutup rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 OJK Cirebon bertema “Inklusi Keuangan untuk Semua, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.”

Penipuan Keuangan Digital Marak

Dalam kesempatan ini, OJK juga mengingatkan tentang maraknya penipuan keuangan digital. Berdasarkan data Indonesian Anti-Scam Center (IASC), sejak November 2024 hingga Oktober 2025 tercatat 299.237 kasus penipuan dengan total kerugian mencapai Rp7 triliun.

Melalui literasi keuangan, OJK berharap masyarakat, termasuk para prajurit bisa semakin waspada terhadap modus investasi dan penipuan digital yang kian canggih.

Hingga 31 Oktober 2025, OJK Cirebon telah melayani 1.619 konsumen jasa keuangan, mayoritas melalui konsultasi langsung. Layanan terbesar datang dari masyarakat Kabupaten Cirebon (43,42%), disusul Kota Cirebon (30,20%), serta wilayah sekitarnya seperti Indramayu, Kuningan, dan Majalengka.

Sebagai wujud komitmen integritas, OJK Cirebon juga menegaskan larangan penerimaan hadiah atau parsel dalam bentuk apapun kepada seluruh pegawai, sejalan dengan penerapan Program Pengendalian Gratifikasi.

"Kami ingin terus menjaga kepercayaan publik melalui tata kelola yang bersih, transparan, dan berintegritas,” tutup Agus Muntholib.


Editor: Maji