Sejarah Kaderisasi, Ribuan Kader Ansor-Banser Lahir di Garut Jawa Barat
Singajaya menjadi kecamatan paling spesial dalam rangkaian kaderisasi.
DARA| Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Garut menggelar syukuran khatam kaderisasi setelah berhasil merampungkan proses pelatihan kader di 42 kecamatan se-Kabupaten Garut.
Kegiatan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah kaderisasi Ansor-Banser, yang secara keseluruhan telah berjalan melalui 52 gelombang Banser dan 42 gelombang Ansor.
Ketua Pengurus Cabang (PC) GP Ansor Garut, Abdullah Badar menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi atas rampungnya rangkaian kaderisasi tersebut. Ia menegaskan, sampai saat ini Ansor Garut telah melahirkan sekitar 9 ribu kader, yang siap menjadi garda terdepan dalam pergerakan sosial-keagamaan di akar rumput.
“Alhamdulillah, kaderisasi di 42 kecamatan sudah khatam. Total kader yang lahir dari proses ini mencapai kurang lebih 9 ribu orang. Ini menjadi bukti semangat perjuangan dan pengabdian warga Nahdliyin di Garut begitu luar biasa,” ujarnya, Minggu (7/12/2025).
Badar menambahkan, Singajaya menjadi kecamatan paling spesial dalam rangkaian kaderisasi. Selain menjadi tuan rumah kegiatan terakhir, wilayah tersebut juga menjadi simbol tuntasnya proses pembinaan kaderisasi Ansor-Banser di seluruh kecamatan di Garut.
“Singajaya menjadi lokus terakhir, karena di sanalah rangkaian kaderisasi ditutup. Ini bukan sekadar penutup agenda, tapi penegasan bahwa Garut telah tuntas melakukan pembinaan kader di seluruh wilayah,” ucapnya.
Badar menekankan, Ansor adalah Badan Otonom NU yang berbasis pada sistem kaderisasi. Karena itu, seluruh proses tersebut memiliki tujuan utama mencetak generasi NU masa depan yang memiliki kedisiplinan, wawasan kebangsaan, nilai perjuangan, serta akhlak organisasi.
“Ansor merupakan Banom NU yang mengedepankan proses kaderisasi untuk melahirkan kader berkualitas. Mereka adalah pewaris estafet perjuangan NU di masa depan,” jelasnya.
Dalam pergerakannya, tegas Badar, seluruh kader Ansor-Banser berpegang pada prinsip pengabdian lillahi ta'ala dan pergerakan li i'la kalimatillah. Kaderisasi bukan hanya meningkatkan kapasitas, tetapi juga menanamkan nilai keikhlasan dalam berkhidmat melalui organisasi.
“Kami bergerak lillahi ta’ala, pergerakan kami li i'la kalimatillah. Ansor dan Banser hadir untuk berkhidmat, menjaga marwah organisasi, serta membumikan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah,” ujarnya.
Menurut Badar, kegiatan syukuran khatam kaderisasi ini merupakan momentum untuk memperbarui semangat, memperkokoh barisan, dan menjaga tegak lurus pergerakan Ansor-Banser bersama seluruh elemen NU dan pemerintah daerah.
“Syukuran ini menjadi penyegar semangat dan tekad berkhidmat. Kami ingin memastikan Ansor-Banser tetap satu barisan, tegak lurus dalam pergerakan, bersinergi dengan struktur NU dan pemerintah demi kemaslahatan umat,” katanya.
Badar juga berharap para kader yang telah dinyatakan khatam kaderisasi mampu menjadi motor penggerak kebaikan di tengah masyarakat, menjaga persatuan, serta menjadi benteng aqidah Aswaja di Garut.
“Dengan selesainya kaderisasi di seluruh kecamatan, kedepan tertu harus siap untuk memasuki tahap penguatan jejaring, peningkatan kompetensi kader, hingga pemantapan langkah strategis organisasi ke depan,” ucapnya.
Editor: Maji
